Epidemiologi Erupsi Obat
Epidemiologi erupsi obat (drug eruption) sangat bervariasi. Hal ini disebabkan karena variasi manifestasi lesi yang muncul dan variasi kriteria inklusi pada berbagai penelitian. Dalam beberapa penelitian, produk darah dimasukkan sebagai salah satu penyebab, sedangkan pada penelitian lain tidak.
Global
Secara umum, menurut berbagai penelitian prevalensi erupsi obat bervariasi antara 0,7-3% pasien dewasa yang dirawat di rumah sakit.
Angka kejadian erupsi obat ditemukan lebih tinggi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pasien dengan HIV, lupus eritematosus sistemik, dan limfoma. Pasien dengan HIV memiliki risiko 8,7 kali lebih tinggi mengalami reaksi erupsi obat dibanding populasi pada umumnya.[2]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi erupsi obat secara keseluruhan di Indonesia.
Mortalitas
Erupsi obat yang bermanifestasi sindrom Stevens Johnson (SJS) atau toxic epidermal necrolysis (TEN) dapat menyebabkan kematian apabila tidak ditangani adekuat. Kematian dapat disebabkan oleh komplikasi seperti pneumonia, dehidrasi, sepsis, atau sepsis.[8]