Penatalaksanaan Hematoma Subungual
Pemilihan penatalaksanaan bergantung dari ukuran hematoma subungual serta ada tidaknya cedera signifikan yang menyertai. Hematoma subungual yang berukuran kurang dari 25% luas kuku dan tidak terasa nyeri, tidak memerlukan intervensi karena dapat diserap dengan sendirinya oleh tubuh. Jika ukuran lebih dari 25-50% luas kuku, dapat dilakukan trepinasi.[1-5]
Trepinasi Kuku
Pada kasus hematoma subungual akut yang terjadi <48 jam, ukuran hematoma 25% hingga 50% luas kuku, dan tidak disertai dengan adanya cedera yang signifikan, maka trepinasi kuku dapat dilakukan. Trepinasi kuku merupakan suatu prosedur sederhana dengan cara membuat lubang kecil pada lempeng kuku untuk membantu drainase hematoma subungual.
Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada ruang subungual sehingga membantu meredakan rasa nyeri. Umumnya, prosedur ini tidak menyakitkan karena tidak terdapat saraf pada lempeng kuku.
Sebelum melakukan trepinasi kuku, penting untuk membersihkan jari yang terluka terlebih dahulu dengan menggunakan larutan povidone iodine atau alcohol swab. Bila menggunakan alcohol swab, maka harus dibiarkan kering sempurna sebelum benda panas menyentuh kuku pasien agar tidak terbakar.[2,5,14,24]
Teknik Elektrokauter
Perangkat elektrokauter umumnya tersedia di Unit Gawat Darurat (UGD). Teknik ini merupakan cara yang efisien untuk membantu evakuasi hematoma subungual.
Pegang kauter seperti pensil dengan menggunakan tangan yang dominan. Setelah itu, panaskan ujung kauter lalu didinginkan selama 1 – 2 detik. Ketika sudah siap digunakan, arahkan kauter tegak lurus terhadap lempeng kuku untuk membuat lubang drainase. Perlu diingat bahwa teknik ini dikontraindikasikan pada pasien yang menggunakan kuku akrilik karena sifatnya yang mudah terbakar sehingga berpotensi untuk menyebabkan trauma serius lain.[4,5,24]
Teknik Paper Clip
Bila tidak terdapat perangkat elektrokauter, maka paper clip yang dipanaskan dengan api dapat menjadi alternatif untuk melakukan trepinasi kuku. Teknik ini mirip seperti teknik elektrokauter, namun paper clip mungkin perlu dipanaskan beberapa kali agar dapat menembus lempeng kuku. Perlu diingat bahwa teknik ini tidak disarankan untuk dilakukan di UGD karena potensi bahaya yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan api.[4,5,24]
Teknik Bor
Alat sederhana lainnya yang dapat digunakan untuk membuat lubang drainase hematoma subungual, yaitu jarum ukuran 18G.
Pegang jarum dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan dominan. Kemudian, dengan gerakan memutar, posisikan jarum tegak lurus terhadap lempeng kuku sambil memberikan tekanan lembut secara perlahan untuk menembus lempeng kuku. Pada anak-anak, ukuran jarum yang diperlukan untuk membuat lubang mungkin lebih kecil.[1,4,24]
Catatan Khusus
Untuk ketiga teknik di atas, pembuatan lubang drainase dilakukan pada bagian tengah hematoma. Ketika resistensi sudah dirasakan mulai berkurang dan darah sudah mulai mengalir, maka dokter harus berhenti melakukan trepinasi agar tidak merusak bantalan kuku di bawahnya. Selama pengerjaan, mungkin diperlukan lebih dari satu lubang drainase bila terjadi sumbatan pada lubang pertama.[4,5,24]
Pembedahan
Meskipun ukuran hematoma <25%, namun bila pemeriksaan fisik menunjukkan adanya tanda-tanda avulsi lempeng kuku, laserasi bantalan atau lipatan kuku, dan fraktur falang distal, maka pendekatan pembedahan diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut.[5,6,10]
Medikamentosa
Melakukan irigasi untuk membersihkan jari yang terluka dianggap lebih penting daripada penggunaan antibiotik profilaksis untuk mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi. Namun, bila sudah terjadi infeksi, maka antibiotik golongan sefalosporin generasi pertama, seperti cefadroxil, dapat digunakan.
Untuk mengurangi rasa nyeri, dapat diberikan ibuprofen 10 mg/kg setiap 6-8 jam. Dosis maksimal 800 mg per dosis.[3-5]