Diagnosis Stretch Mark
Diagnosis stretch mark atau striae distensae umumnya dapat ditegakkan secara klinis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanpa berbagai pemeriksaan penunjang lebih lanjut. Namun, dokter bisa melakukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai jika mencurigai penyakit lain yang menyebabkan striae, seperti sindrom Cushing.
Anamnesis
Ketika masih dalam bentuk striae rubra, pasien dapat mengeluhkan rasa gatal. Namun, stretch mark biasanya tidak menimbulkan keluhan lain. Pasien umumnya berkunjung ke dokter karena masalah kosmetik yang ditimbulkan oleh stretch mark.[3,5]
Saat anamnesis, dokter perlu menanyakan ada tidaknya proses peregangan kulit yang berhubungan dengan stretch mark, seperti kehamilan, growth spurt masa pubertas, olahraga, serta kenaikan atau penurunan berat badan drastis.
Dokter juga perlu menanyakan riwayat obat-obatan yang dikonsumsi pasien, seperti kortikosteroid poten topikal atau kortikosteroid sistemik jangka panjang. Jika semua itu disangkal, lakukan anamnesis menyeluruh mengenai riwayat penyakit pasien.[3]
Pemeriksaan Fisik
Pada tahap awal, stretch mark timbul berupa garis kulit yang menipis dan berwarna merah muda yang kadang terasa gatal. Garis kemudian perlahan membesar dan bisa berwarna merah keunguan, yang disebut sebagai striae rubra.[2,4]
Setelah matur, striae rubra berubah menjadi striae alba. Proses ini memakan waktu 6–10 bulan. Striae alba tampak sebagai garis-garis putih ireguler dengan permukaan depresif dan aksis yang panjang sejajar dengan garis-garis skin tension. Striae alba bisa memiliki panjang beberapa sentimeter dan lebar 1–10 millimeter.[2,4]
Striae alba bersifat permanen. Seiring berjalannya waktu, sebagian dapat memudar tetapi mungkin juga menjadi lebih jelas karena kulit menipis dan kehilangan elastisitas akibat penuaan. Pada pasien berkulit gelap, striae dapat berwarna abu gelap atau hitam (striae nigrae) atau kebiruan (striae caerulea).[3,4]
Pada ibu hamil, stretch mark umumnya ditemukan di abdomen dan payudara. Pada remaja laki-laki, stretch mark sering ditemukan di bagian luar paha dan lumbosakral. Sementara itu, pada remaja perempuan, stretch mark sering ditemukan di paha, bokong, dan payudara. Stretch mark juga dapat timbul di area kulit lain, seperti bagian luar lengan atas, betis, dan pinggul.[2,4]
Striae akibat penggunaan steroid sistemik jangka panjang umumnya berukuran lebih panjang dan lebar serta memiliki predileksi lebih luas, seperti pada wajah. Striae akibat penggunaan steroid topikal umumnya timbul pada lipatan kulit dan dapat memudar jika agen penyebabnya segera dihentikan.[2,4]
Diagnosis Banding
Meskipun diagnosis stretch mark biasanya langsung ditegakkan dari pemeriksaan fisik, dokter tetap perlu mempertimbangkan kemungkinan diagnosis lain, seperti striae akibat sindrom Cushing dan linear focal elastosis.[2]
Sindrom Cushing
Sindrom Cushing dapat menimbulkan berbagai manifestasi pada kulit, salah satunya striae. Striae akibat hiperkortisolisme pada sindrom Cushing umumnya berukuran lebih lebar dan berwarna keunguan. Sementara itu, striae distensae akibat kenaikan berat badan umumnya berukuran lebih kecil dan berwarna pucat atau merah muda.[6]
Selain striae, manifestasi kulit lain pada sindrom Cushing adalah jerawat, hirsutisme, acanthosis nigricans, dan hiperpigmentasi kulit setelah laserasi.[6]
Linear Focal Elastosis
Linear focal elastosis merupakan lesi kulit linear simetris berwarna kuning yang berjajar secara horizontal pada punggung. Berbeda dengan stretch mark yang menjorok ke bawah permukaan kulit, linear focal elastosis lebih menonjol dan dapat teraba.
Penyebab dan faktor risiko linear focal elastosis masih belum diketahui dengan jelas. Secara mikroskopis, linear focal elastosis menunjukkan epidermis normal dan deposit dermal berupa serat-serat elastis bergelombang dengan ujung bercabang.[2,7]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang umumnya tidak perlu dilakukan untuk diagnosis stretch mark karena diagnosis sudah jelas secara klinis. Akan tetapi, jika diperlukan, dokter dapat melakukan pemeriksaan histopatologi.
Striae rubra dan striae alba memberikan gambaran histopatologi berbeda. Pada striae rubra, epidermis mendatar dan kehilangan rete ridge. Infiltrat limfosit dan histiosit dapat ditemukan pada dermis. Pada bagian tengah striae rubra, dapat terlihat penurunan kolagen, elastin, dan fibrillin. Gambaran histopatologi striae alba menyerupai bekas luka atrofik, dengan atrofi epidermis, hilangnya rete ridge, dan collagen bundles di dermis yang terletak paralel dengan permukaan kulit.[2,4]