Diagnosis Vestibular Papillomatosis
Diagnosis vestibular papillomatosis (VP) penting untuk dikuasai, guna membedakan varian normal dari vulva ini dengan penyakit lain, misalnya kondiloma akuminata.
Tonjolan di sekitar vulva perlu diperiksa dengan seksama. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menilai tonjolan dan pemeriksaan penunjang dilakukan secara histologis untuk membedakan VP dengan kutil kelamin.
Anamnesis
Mayoritas pasien vestibular papillomatosis bersifat asimtomatik. Anamnesis dilakukan untuk menilai keluhan yang muncul pada tonjolan. Pada beberapa pasien dapat muncul keluhan seperti gatal di area vulva, nyeri, rasa panas seperti terbakar, atau nyeri saat berhubungan seksual.[10]
Pada beberapa kasus dilaporkan adanya keluhan nyeri yang hebat atau nyeri tekan dibagian vestibula. Iritasi pada vestibula disertai perasaan terbakar dapat bertahan selama beberapa jam hingga hari setelah berhubungan seksual.[10]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, vestibular papillomatosis (VP) tampak sebagai tonjolan granular diffuse atau tonjolan seperti jari yang secara simetris terdistribusi pada labia minora dan introitus vagina. Ukuran VP relatif kecil, yaitu 1–2 mm, dan ditemukan dalam jumlah bervariasi, mulai dari beberapa lesi saja hingga mencapai puluhan.[2,6,11]
Terdapat karakteristik khusus yang dapat membedakan VP dengan tonjolan lain, seperti kondiloma. Vestibular papillomatosis konsistensinya lunak, tersusun atas papila tubular di labia minor, himen, atau area periuretra dengan ujung melingkar dan batas yang terpisah dengan kulit.[2,6,11]
Biasanya VP memiliki warna yang sama dengan mukosa disekitarnya, walaupun kadang dapat terlihat lebih merah.[2,6,11]
Diagnosis Banding
Vestibular papillomatosis merupakan kondisi jinak, varian normal dari anatomi vulva. Temuan berupa plak kemerahan pada VP harus dibedakan dengan penyakit dermatologi lain, seperti dermatitis kontak atau atopik, psoriasis, dan lichen simplex chronicus. Namun, VP paling sering salah didiagnosis sebagai kutil kelamin yaitu kondiloma akuminata. Kedua kondisi ini dapat dibedakan melalui karakterstik lesi pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan Karakteristik Lesi pada Vestibular Papillomatosis and Kondiloma Akuminata
Karakteristik | Vestibular Papillomatosis | Kondiloma akuminata |
Permukaan | Lembut dan bercahaya | Kasar dan irregular |
Warna | Sama dengan mukosa sekitar | Bervariasi, tergantung lokasi tonjolan |
Penyebaran | Terdistribusi simetris | Tersebar secara acak |
Lokasi | Terbatas di inner labia minora dan introitus vagina. | Tersebar secara acak, bisa terletak dimana saja di area genitalia dan anal. |
Teraba | Lunak | Keras dan padat |
Bentuk lesi | Seperti tetesan air mata | Seperti brokoli atau kembang kol |
Tes acid acetic 5% | Tidak ada batas putih dengan pemberian asam asetat. | Terlihat batas putih pada pemberian asam asetat. |
Pemeriksaan Dermoskopik | Tampak vaskularisasi yang linear, iregular, dan banyak pada inti jaringan yang transparan. Kondisi ini terlihat pada papilla silindris yang berukuran seragam, dengan dasar yang terpisah satu sama lain. | Struktur vaskular menyatu, disertai proyeksi iregular dan multipel, dengan bagian ujung meruncing. Bagian ini lebih luas dan lebih putih dibandingkan dengan papilla vestibul. Papilla berasal dari dasar yang sama. |
Pemeriksaan Histopatologi | Mukosa epitel normal yang menutupi jaringan, tampak protrusi mirip jari yang berasal dari jaringan ikat longgar. Tampak beberapa sel yang menyerupai koilosit dan sel epitel yang terglikogenasi pada mukosa genital. Sel-sel ini sama dengan lapisan paling atas mukosa epitelium. | Tampak lapisan hiperkeratosis, parakeratosis, papillomatosis dan akantosis. Terdapat sel epitel besar dengan vakuolisasi perinuklear, dan hiperkomatik. Tampak nukleus bulat yang menonjol ke bagian lebih dalam dari stratum malpighii. Terdapat koilosit. |
Sumber: dr. Pepi Nurapipah, Alomedika. 2022 [1,5,11]
Pemeriksaan Penunjang
Secara umum, papila pada vestibular papillomatosis (VP) dapat dibedakan dengan kondiloma akuminata melalui pemeriksaan fisik. Namun, pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis VP tetap dilakukan agar tidak terjadi kesalahan diagnosis yang menyebabkan ketidaksesuaian penatalaksanaan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk membedakan VP dengan kutil kelamin, seperti kondiloma.[2]
Berbagai teknik dapat digunakan untuk mengetahui etiologi VP, tetapi belum konklusif berdasarkan beragamnya hasil penelitian yang ada. Hal ini terjadi akibat penggunaan metode dan pengambilan sampel yang berbeda, serta sensitivitas dari berbagai teknik pemeriksaan.[12]
Dermatoskopi
Dermatoskopi merupakan teknik non-invasif, cepat, dan sederhana yang dilakukan dengan menggunakan instrumen dermatoskop. Teknik ini dilakukan dengan menyorotkan cahaya dan dilakukan pembesaran gambar menggunakan lensa kualitas tinggi dengan pembesaran hingga 10x, sehingga dapat memberikan gambaran permukaan dan bagian bawah permukaan kulit untuk evaluasi diagnostik.[15,16]
Pada pemeriksaan dermatoskop, VP tampak sebagai gambaran berwarna merah muda, regular, simetris, dengan ujung melingkar, dan dasar yang terpisah. Tampak vaskularisasi iregular dan nuklei transparan pada papilla.[15,16]
Polymerase Chain Reaction (PCR)
Polymerase chain reaction (PCR) merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui rangkaian deoxyribonucleic acid (DNA) dari suatu organisme dengan prinsip enzimatik dari asam nukleat. Teknik PCR pada pemeriksaan vestibular papillomatosis merupakan teknik amplikasi genomik yang diambil dari primer GP5+ dan GP6+ yang ditemukan pada HPV.[12,14]
Hibridisasi in Situ
Hibridisasi in situ merupakan teknik pemeriksaan akurat untuk menilai inti asam nukleat pada segmen spesifik secara histologis. Dasar pemeriksaan ini adalah menilai adanya asam nukleat protein tertentu dalam suatu sel pada pemeriksan histologis. Temuan yang dinilai dapat berupa strand komplemen atau molekul yang menempel pada sel.[13]
Pemeriksaan Histopatologi
Pada pemeriksaan histopatologi, sampel diambil pada saat evaluasi kolposkopi. Biopsi vulva dilakukan untuk menilai daerah sekitar papilloma, kemudian dilakukan pemeriksaan histologi dan pemeriksaan DNA human papillomavirus (HPV) dengan teknik PCR. Sampel biopsi diambil dari permukaan dalam labia minora. Sampel dari material yang diambil dari biopsi difiksasi dalam formalin 10% dan dilapisi parafin.[5,10,12]