Diagnosis Hirsutism
Diagnosis dari hirsutism melalui anamnesis dan melakukan skoring sistem Ferriman-Gallwey. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, dilakukan pemeriksaan hormon secara mendetail dan pemeriksaan radiologis untuk derajat yang sedang hingga berat.[1,2,8]
Anamnesis
Riwayat penyakit penting ditanyakan dalam anamnesis untuk menegakkan diagnosis hirsutism. Onset penyakit, progresifitas, karakteristik rambut seksual merupakan poin-poin penting yang dapat ditanyakan. Onset hirsutism yang lama dan terjadi pada masa pubertas dapat mengindikasikan kondisi hirsutism primer atau hirsutism sekunder yang tidak disebabkan oleh tumor.
Tanda bahaya hirsutism adalah progresifitas yang cepat dan onset yang terjadi di usia lebih lanjut. Kondisi ini dapat menandakan adanya tumor adrenal, ovarium, atau pituitari.
Riwayat keluarga dengan hirsutism, penggunaan obat-obatan tertentu, riwayat reproduksi dan siklus menstruasi juga umum berkaitan dengan kondisi hirsutism. Kondisi hirsutism umumnya mempengaruhi pertumbuhan rambut pada beberapa area tubuh seperti wajah, dada, areola, bokong, sakrum, paha dalam, hingga genitalia eksternal.
Derajat keparahan hirsutism dapat dievaluasi melalui sistem skor Ferriman-Gallwey yang menilai densitas rambut pada beberapa area tubuh. Pasien dengan kondisi hirsutism juga umumnya memiliki beberapa gejala yang berkaitan dengan hiperandrogen seperti siklus menstruasi yang tidak teratur, alopesia frontalis, dan jerawat.[1,2,8]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada pasien dengan hirsutism umumnya dipengaruhi oleh etiologinya. Hirsutism derajat sedang hingga berat dapat juga diikuti dengan tanda-tanda hiperandrogen lainnya seperti kulit berminyak, suara maskulin, pembesaran klitoris, siklus menstruasi yang tidak teratur, serta perubahan psikologis (agresivitas dan peningkatan libido).
Pemeriksaan palpasi yang menunjukkan adanya massa pada abdomen atau pelvis dapat menandakan adanya neoplasma yang berkaitan dengan sekresi androgen. Pada hirsutism yang berkaitan dengan hiperprolaktinemia dapat menunjukkan adanya galaktorea. Wanita dengan hirsutism juga umumnya obesitas dengan rasio pinggang dan pinggul, serta densitas tulang di pinggul dan tulang belakang yang meningkat. Hal ini berkaitan dengan sekresi androgen yang berlebih, serta level serum testosteron dan estrogen yang tinggi.[1,2,3,9]
Skor Ferriman-Gallwey
Metode penilaian hirsutism melalui sistem skor Ferriman-Gallwey merupakan sistem yang paling umum digunakan dan gold-standard serta mudah dan tidak memakan biaya besar. Sembilan area tubuh di mana pertumbuhan rambut berlebihan dievaluasi:
- Bibir atas
- Dagu
- Dada
- Abdomen atas
- Abdomen bawah
- Lengan atas dan bawah
- Punggung atas
- Punggung bawah
- Kaki bawah
Penilaian densitas rambut diberikan skor 0 (tidak ada rambut terminal) hingga 4 (pertumbuhan rambut yang luas).
Total skor 8 ke atas mengindikasikan kondisi hirsutism pada populasi umum dengan asal Eropa atau Afrika. Skor normal lebih rendah pada populasi dengan asal Asia Timur dan lebih tinggi pada populasi dengan asal Mediterania dan Asia Selatan. Untuk wanita yang berasal dari Asia Selatan, negara-negara Mediterania, Hispanik, Timur Tengah, skor Ferriman-Gallwey harus di atas 9 untuk dianggap abnormal. Namun, pada wanita asal Asia Timur, termasuk asal China, skor 2 dapat dianggap abnormal.
Dengan demikian, pada wanita di Indonesia dengan sedikit rambut asal Asia Timur dapat menjadi tanda untuk evaluasi lebih lanjut, sedangkan pada wanita asal Asia Selatan, beberapa pertumbuhan rambut di bibir atasnya adalah normal. Pertimbangan yang paling penting, bagaimanapun, terlepas dari etnis pasien, adalah apakah pola pertumbuhan rambut telah berubah atau laju pertumbuhan telah meningkat.[14]
Keterbatasan lain dari skor ini yang perlu diingat oleh dokter adalah bahwa kebanyakan wanita yang memiliki kekhawatiran tentang rambut yang berlebihan, menggunakan tindakan kosmetik untuk menghilangkan rambut yang tidak diinginkan, terutama di wajah. Dalam kasus ini, rincian tentang distribusi rambut sebelum tindakan kosmetik digunakan dapat diperoleh langsung dari pasien.[13,14]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari hirsutism yang dapat dipertimbangkan antara lain seperti hypertrichosis, hiperplasia adrenal kongenital, tetapi dalam banyak kasus, pertumbuhan rambut normal.
Pertumbuhan Rambut Normal tapi Tidak Diinginkan
Banyak wanita dengan pertumbuhan rambut normal, seperti yang dinilai oleh skor Ferriman-Gallwey, dan dikonfirmasi dengan tidak adanya kondisi yang mendasarinya, dapat merasa tertekan oleh pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan dan mendiagnosis diri sendiri dengan hirsutisme, seperti wanita dengan hirsutisme sejati dengan skor tinggi. Dalam kasus ini, dokter harus memberikan jaminan kepada pasien dan mendiskusikan metode penghilangan rambut.[14]
Hypertrichosis
Hypertrichosis merupakan pertumbuhan rambut yang berlebih pada area-area tubuh yang tidak terpengaruhi oleh hormon androgen seperti pipi dan tangan. Hypertrichosis dapat terjadi pada wanita maupun laki-laki, dan umumnya disebabkan oleh obat-obatan seperti glukokortikoid, siklosporin, dan fenitoin.[1,10,11]
Hiperplasia Adrenal Kongenital
Sedangkan pada diagnosis hiperplasia adrenal kongenital, terdapat gangguan genetik yang menyebabkan mutasi pada gen yang mengatur produksi glukokortikoid, mineralokortikoid atau steroid oleh kelenjar adrenal. Gejala yang dapat timbul pada hiperplasia adrenal kongenital antara lain berkaitan dengan kurangnya mineralokortikoid seperti muntah, dehidrasi, hipovolemia, serta gejala hormon androgen yang berlebih seperti gangguan fungsi dan perkembangan seksual serta infertilitas. Kondisi ini dapat terjadi pada wanita maupun laki-laki.[1,10,11]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang umumnya dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan mencari etiologi terutama pada pasien dengan kasus hirsutism sedang hingga berat.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada hirsutism yang umum dilakukan adalah pemeriksaan hormonal seperti testosterone, dehydroepiandrosterone sulfate (DHEAS), pemeriksaan supresi deksametason, supresi kortisol, stimulasi adrenokortikotropik, dan lain-lain.
Pemeriksaan hormon testosterone merupakan pemeriksaan androgen yang paling umum. Level testosterone yang tinggi dapat berkaitan dengan tumor adrenal atau ovarium. Level testosterone yang meningkat juga umum terjadi pada wanita dengan polycystic ovary syndrome (PCOS).
Peningkatan testosterone dapat disebabkan oleh kelenjar adrenal maupun ovarium, sehingga pemeriksaan DHEAS dapat mengkonfirmasi etiologi kelenjar yang berperan dalam peningkatan testosterone. Peningkatan pada level testosterone dan DHEAS bersamaan dapat mengindikasikan penyebab adrenal.
Pemeriksaan seperti supresi deksametason dapat membantu mengeksklusi hirsutism yang berkaitan dengan hormon adrenokortikotropik. Sementara, pemeriksaan stimulasi adrenokortikotropik dapat membantu membedakan kondisi hirsutism idiopatik dan hiperplasia adrenal kongenital.
Pemeriksaan lainnya seperti serum prolaktin dan FSH dapat dilakukan untuk pemeriksaan adanya prolaktinoma atau gangguan ovarium. Skrining diabetes juga umum dilakukan pada kondisi hirsutism karena kemungkinan resistensi insulin yang dapat terjadi.[1-3]
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan radiologis umumnya jarang, akan tetapi dapat dilakukan bila terdapat indikasinya setelah pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pemeriksaan seperti CT atau MRI dari adrenal dapat membantu membedakan adenoma dan karsinoma. Sedangkan pemeriksaan USG transvaginal dapat dilakukan pada pasien dengan keluhan anovulasi kronik, oligomenorea, dan amenorea untuk membedakan PCOS dan massa ovarium.[2,3]