Patofisiologi Hirsutism
Patofisiologi hirsutism adalah penyakit androgen-dependent yang disebabkan karena adanya interaksi dari level serum androgen dan sensitifitas folikel rambut terhadap androgen. Androgen yang meliputi testosterone, dihydrotestosterone, dehydroepiandrosterone sulfat, dan androstenedione merupakan kunci dari pertumbuhan dan perkembangan rambut.
Secara struktural, rambut terbagi menjadi rambut vellus dan terminal. Rambut vellus merupakan rambut dengan karakteristik lembut, kecil dan tidak berpigmentasi, sedangkan rambut terminal memiliki karakteristik besar, panjang, kasar, dan berpigmentasi. Androgen bekerja pada area spesifik dari tubuh yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan rambut vellus menjadi rambut terminal.
Hanya terdapat beberapa area pertumbuhan rambut yang tidak dipengaruhi oleh androgen seperti bulu mata, alis mata, dan beberapa folikel di kepala. Hirsutism pada wanita umumnya terjadi ketika terdapat pertumbuhan yang berlebih dari rambut terminal di beberapa area spesifik tubuh. Pertumbuhan rambut berlebih terjadi karena sekresi androgen yang berlebih dari kelenjar adrenal atau ovarium, atau peningkatan sensitivitas kulit pada level androgen yang normal di darah.[1,3,4]