Penatalaksanaan Hirsutism
Penatalaksanaan dari hirsutism dapat terbagi menjadi farmakologis dan nonfarmakologis. Tatalaksananya bergantung pada kondisi keparahan dari hirsutism. Umumnya, penatalaksanaan hirsutism meliputi penghilangan rambut secara mekanik, supresi dari produksi androgen, dan pengobatan anti-androgen.[1-4]
Penatalaksanaan Farmakologis
Terapi farmakologi lini pertama untuk hirsutisme adalah obat kontrasepsi. Lainnya termasuk pengobatan anti-androgen dan glukokortikoid. Karena folikel rambut memiliki siklus hidup sekitar 6 bulan, maka perlu untuk meresepkan obat setidaknya enam bulan sebelum membuat perubahan dosis, menambahkan obat, atau beralih ke obat baru, meskipun mungkin tidak ada hasil yang nyata.
Skor Ferriman-Gallwey harus dinilai selama kunjungan awal dan selama setiap kunjungan tindak lanjut. Harapan yang masuk akal harus didiskusikan dengan pasien wanita, bahwa penatalaksanaan farmakologis tidak mungkin sepenuhnya menghilangkan pertumbuhan rambut yang sudah ada, tetapi rambut mungkin menjadi kurang kasar, tumbuh lebih lambat, dan/atau memerlukan penggunaan metode kosmetik yang lebih jarang.
Semua pengobatan farmakologis hirsutisme harus dihentikan, ketika pasien mulai merencanakan kehamilan.[14,15]
Obat Kontrasepsi Oral
Penatalaksanaan hirsutism non-tumor meliputi pemberian obat kontrasepsi oral seperti etinil estradiol sebagai pilihan utama, karena dapat menekan produksi androgen oleh ovarium. Kontrasepsi oral cukup bermanfaat pada kasus hirsutism idiopatik.
Akan tetapi, pengobatan ini tidak dapat diberikan pada wanita yang berencana untuk hamil. Kondisi menyusui, riwayat thrombosis, penyakit liver, kanker payudara, hipertensi dan imobilisasi jangka panjang merupakan kontraindikasi pemberian kontrasepsi oral.[1-4,12]
Obat Anti-Androgen
Pengobatan anti-androgen dapat diberikan apabila terdapat kontraindikasi atau terapi kontrasepsi oral yang tidak efektif setelah pemberian selama 6 bulan. Umumnya, kontrasepsi oral dikombinasikan dengan pengobatan anti-androgen seperti spironolakton, finasteride, dan flutamide.
Spironolakton adalah obat anti-androgen pilihan utama, umum digunakan karena bekerja dengan menurunkan produksi testosterone, dan cukup bermanfaat untuk pasien dengan hipertensi atau edema.Untuk pengobatan, dimulai dengan 50 mg 2 kali/hari dan ditingkatkan menjadi 100 mg 2 kali/hari sesuai kebutuhan.
Wanita dengan insufisiensi ginjal tidak boleh diresepkan spironolakton, karena risiko tinggi hiperkalemia. Finasteride merupakan inhibitor 5-alfa-reduktase yang memiliki efikasi yang hampir serupa seperti spironolakton.[1-4,12,14]
Obat Glukokortikoid
Pengobatan tambahan lainnya seperti glukokortikoid dapat diberikan untuk menekan produksi androgen adrenal, akan tetapi terdapat beberapa efek samping seperti peningkatan berat badan, dan tanda-tanda sindrom Cushing. Obat-obat seperti metformin atau thiazolidinediones dikatakan menurunkan hiperinsulinemia dan level testosterone serum, tetapi penggunaannya belum menunjukkan efikasi sebagai terapi hirsutism.[1-4,12]
Penatalaksanaan Non-Farmakologis
Penatalaksanaan hirsutism secara non-farmakologis merupakan salah satu pilihan tatalaksana yang dilakukan pada kasus hirsutism. Efek dari obat farmakologis pada kasus hirsutism umumnya bertahan hingga 1 atau 2 tahun masa pengobatan, sehingga penatalaksanaan non-farmakologis seringkali dipilih untuk alasan kosmetik. Penatalaksanaan farmakologis meliputi modifikasi gaya hidup, dan penghilangan rambut.
Pada pasien hirsutism dengan obesitas, disarankan untuk melakukan perubahan pada pola diet, olahraga, dan penurunan berat badan. Karena obesitas dapat meningkatkan level serum androgen dan menurunkan efektifitas dari tatalaksana hirsutism.
Selain itu, penatalaksanaan kosmetik seperti metode penghilangan rambut secara mekanik (pencukuran, waxing, atau pencabutan rambut) dapat dilakukan. Akan tetapi, metode tersebut hanya menghilangkan rambut secara sementara, walaupun pada beberapa kondisi, papila dermal rambut dapat rusak karena metode penghilangan rambut sehingga menyebabkan kehilangan rambut yang permanen.
Untuk metode penghilangan rambut yang lebih permanen, dapat dilakukan laser, elektrolisis, dan foto epilasi. Terapi laser dikatakan lebih efektif, cepat dengan rasa sakit yang minimal jika dibandingkan dengan elektrolisis Pemilihan metode penghilangan rambut dapat disesuaikan dengan preferensi dari pasien, risiko dan komplikasi, biaya, serta tingkat toleransi rasa tidak nyaman dan nyeri dari pasiennya sendiri.[1-3]
Waxing
Waxing merupakan suatu metode penghilangan rambut dengan cara melapisi lapisan wax ke area kulit kemudian dibiarkan beberapa saat. Selanjutnya lapisan wax ditarik sehingga secara langsung menarik rambut-rambut yang tumbuh di area tersebut. Waxing dapat dilakukan pada rambut yang tumbuh di berbagai area tubuh seperti wajah, punggung, kaki, lengan dan sebagainya.
Metode waxing adalah metode penghilangan rambut yang aman, tetapi dalam kasus yang jarang terjadi dapat menyebabkan efek samping seperti iritasi pada kulit, folikulitis, hingga terbentuknya jaringan parut.
Bleaching dan Krim
Bleaching merupakan metode yang digunakan untuk menyamarkan pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan. Bleaching umumnya dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan seperti hidrogen peroksida dan sulfat, yang memberikan warna yang lebih terang pada rambut serta memperhalus rambut. Akan tetapi, penggunaan bleaching dan krim dapat menyebabkan risiko iritasi, gatal, dan diskolorasi kulit, serta reaksi alergi.
Elektrolisis
Elektrolisis adalah metode penghilangan rambut secara permanen dengan memasukkan jarum yang halus ke folikel rambut dan diberikan arus listrik. Metode ini dilakukan dengan tujuan merusak sel-sel dari matriks dan folikel rambutnya.
Metode elektrolisis dapat dirasa nyeri sehingga umumnya dapat diberikan anestesi topikal seperti EMLA (eutectic mixture of local anesthetics) dengan lidocaine 2% untuk mengurangi rasa nyeri terutama pada area-area tubuh yang sensitif. Beberapa efek samping yang mungkin dapat timbul setelah elektrolisis antara lain seperti eritema, perubahan pigmen kulit setelah inflamasi, kerusakan jaringan, hingga timbulnya jaringan parut.
Laser Hair Removal
Metode penghilangan rambut dengan laser dilakukan dengan mengurangi rambut melalui fototermolisis. Metode ini bekerja dengan merusak folikel rambut terminal yang berpigmen melalui energi termal dan metode yang paling sering dipilih untuk menghilangkan rambut secara permanen.
Prosedur laser lebih cepat dibandingkan elektrolisis, serta metode ini cukup efektif pada sebagian besar pasien dengan pigmen rambut yang lebih gelap. Risiko umum dari terapi laser untuk menghilangkan rambut antara lain eritema, nyeri, jaringan parut, reaksi melepuh, dan hiperpigmentasi. Untuk mengurangi rasa sakit selama prosedur, krim anestesi seperti EMLA dapat dioleskan ke area yang dirawat 20-30 menit sebelum prosedur.[1-3]