Etiologi Konstipasi
Etiologi konstipasi fungsional umumnya berkaitan dengan diet rendah serat, kurangnya asupan cairan, dan kurangnya aktivitas fisik. Meski demikian, konstipasi juga bisa disebabkan oleh penyebab organik, seperti divertikulitis, ataupun konsumsi obat tertentu.
Etiologi Fungsional
Etiologi konstipasi fungsional yang paling berperan adalah gaya hidup, yaitu kurangnya konsumsi serat, cairan, dan kebiasaan menunda buang air besar. Olahraga fisik regular juga ditemukan dapat menurunkan risiko konstipasi.
Selain itu, ada studi yang melaporkan bahwa waktu transit kolon pada pasien konstipasi fungsional lebih lama dibandingkan kontrol. Gangguan waktu transit ini diduga diakibatkan adanya disfungsi otonom, perubahan morfologi pada pleksus submukosa dan pleksus mienterikus, serta penurunan kadar neurotransmitter NO dan 5-HT.[4]
Etiologi Organik
Sementara itu, konstipasi kronik dipengaruhi oleh waktu transit kolon, inersia kolon, obstruksi jalan keluar feses, dan disfungsi dasar panggul. Konstipasi kronik juga dapat disebabkan gangguan organik sekunder, seperti tumor saluran cerna, divertikulitis, striktur lumen saluran cerna, volvulus, endometriosis, hemoroid, dan prolaps mukosa.
Selain itu, konstipasi dapat disebabkan gangguan metabolik seperti hiperkalsemia dan hipotiroid. Kelainan neurologik juga dapat menyebabkan konstipasi, misalnya penyakit Hirschprung, penyakit Parkinson, dan multiple sclerosis.[4]
Obat
Beberapa obat juga berpengaruh, misalnya:
- Antidepresan, seperti amitriptyline dan sertraline
- Antiepilepsi, seperti phenytoin
- Antihistamin, seperti loratadine
- Antispasmodik, seperti hyoscine-N-butylbromide
- Opioid, seperti morfin
- Obat lain, seperti antasida dan nifedipine[1-4]
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan konstipasi adalah:
- Sosial ekonomi yang rendah, termasuk di dalamnya pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan
- Gangguan cemas
- Usia: risiko konstipasi meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
- Jenis kelamin: wanita ditemukan lebih rentan mengalami konstipasi
- Peningkatan aktivitas fisik akan menurunkan risiko konstipasi
- Diet tinggi serat akan menurunkan risiko konstipasi
- Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid, seperti aspirin, akan meningkatkan risiko konstipasi
- Konsumsi kopi > 6 gelas sehari dapat meningkatkan risiko konstipasi, sedangkan konsumsi kopi dalam jumlah sedikit sampai sedang dapat menurunkan risiko konstipasi[1-5]
Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan