Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Protein-Losing Enteropathy general_alomedika 2024-12-12T11:10:05+07:00 2024-12-12T11:10:05+07:00
Protein-Losing Enteropathy
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Protein-Losing Enteropathy

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Protein-losing enteropathy (PLE) merupakan suatu penyakit yang langka dan kompleks yang ditandai dengan terjadinya kehilangan protein berlebihan melalui saluran gastrointestinal. Normalnya, proses katabolisme albumin terjadi di saluran gastrointestinal sebesar 10%. Namun, pada keadaan PLE proses katabolisme ini dapat terjadi hingga 60%. Umumnya pasien mengalami hipoproteinemia, edema perifer, dan efusi pleura atau efusi perikardial pada beberapa kasus.[1,2]

PLE dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, misalnya penyakit sistemik, penyakit dengan ulserasi mukosa, dan juga kelainan dari tekanan limfatik. Adapun faktor risiko terjadinya PLE diantaranya adalah riwayat inflammatory bowel disease, penyakit rematik seperti systemic lupus erythematosus (SLE), keganasan pada saluran pencernaan, atau penyakit jantung.[1–3]

protein losing enteropathy-min

Manifestasi klinis dari PLE sangat bervariasi tergantung pada penyakit utama yang mendasarinya. Diagnosis PLE dapat dicurigai pada pasien yang mengalami edema dan hipoalbuminemia, dimana kemungkinan penyebab lain dapat disingkirkan, seperti misalnya, tidak terdapat gangguan berupa kehilangan protein melalui urine (proteinuria), pembentukan protein inadekuat (gangguan hepar), atau suplai protein yang tidak adekuat (malnutrisi).[1–4]

Pemeriksaan penunjang pada PLE dapat direncanakan berdasarkan riwayat medis yang diperoleh pada pemeriksaan awal. Apabila pasien mengalami keluhan pada pencernaan dan diperkirakan penyebabnya adalah kelainan pada saluran gastrointestinal atas maupun bawah, maka direkomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan endoskopi atau kolonoskopi. Jika pasien mengalami keluhan dispnea saat beraktivitas, maka pemeriksaan yang direkomendasikan adalah ekokardiografi.[1–4]

Penatalaksanaan PLE mencakup tatalaksana penyebab penyakitnya dan modifikasi diet. Diet utama yang dianjurkan pada kondisi PLE adalah diet tinggi protein, rendah lemak, dan tinggi trigliserida rantai medium. Konsultasi harus dilakukan kepada tiap bagian ahli untuk penyebab primernya. Prognosis dari penyakit ini tergantung daripada penyebab primernya. Apabila penyebab utama terjadinya PLE berhasil ditangani, maka prognosis akan baik dan dapat sembuh total.[1–4]

 

Direvisi oleh: dr. Qanita Andari

Referensi

1. Greenwald DA. Protein losing gastroenteropathy. In: Feldman M, Friedman LS, Brandt LJ, eds. Sleisenger and Fordtran's Gastrointestinal and Liver Disease. 11th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2021: chap 31.
2. Nagra N, Dang S. Protein Losing Enteropathy. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542283/
3. Aslam N. Protein-Losing Enteropathy Workup: Laboratory Studies, Imaging Studies, Other Tests. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/182565-workup#showall
4. Brownell J, Piccoli D. Protein-Losing Gastroenteropathy. Uptodate. 2024. https://www.uptodate.com/contents/protein-losing-gastroenteropathy

Patofisiologi Protein-Losing Ent...

Artikel Terkait

  • Mencegah Gangguan Kognitif pada Anak Malnutrisi dengan Formula Padat Nutrisi
    Mencegah Gangguan Kognitif pada Anak Malnutrisi dengan Formula Padat Nutrisi
  • Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
    Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
  • Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
    Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
  • Memantau Faltering Growth
    Memantau Faltering Growth
  • Intervensi Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Anak – Kapan Dilakukan
    Intervensi Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Anak – Kapan Dilakukan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 28 Januari 2025, 00:49
Intervensi gizi pada balita usia 1 tahun dengan berat badan hanya 4 kg
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Ijin konsul dan mohon sharingnya.Ada pasien sy. Balita kembar 3. Riwayat lahir cukup bulan.Saat ini usianya 1 tahun, BB ketiganya hanya...
Anonymous
Dibalas 15 Desember 2022, 15:55
Kapan pemeriksaan mikronutrien harus dilakukan untuk balita yang sulit makan - Gizi Kinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Dia, Sp. GK, pada anak balita yang sulit makan/picky eater yang menu makanannya terbatas, hanya yang manis2, makanan instan seperti sosis dan mie,...
Anonymous
Dibalas 01 Desember 2022, 17:41
Intervensi untuk anak yang underweight - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Yoke Kinanthi, Sp.AIzin bertanya dok. Untuk anak-anak usia 6 tahun yang sudah diberikan makanan dalam jumlah cukup setiap harinya (3 kali sehari,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.