Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Protein-Losing Enteropathy general_alomedika 2024-12-12T11:12:46+07:00 2024-12-12T11:12:46+07:00
Protein-Losing Enteropathy
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Protein-Losing Enteropathy

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Etiologi dari protein-losing enteropathy (PLE) dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu penyakit tanpa erosi atau ulserasi mukosa, penyakit dengan erosi atau ulserasi mukosa, serta penyakit yang meningkatkan tekanan limfatik dan interstitial.

Penyakit Tanpa Erosi atau Ulserasi Mukosa

Merupakan sejumlah kondisi, baik kongenital atau didapat, yang dapat merusak keutuhan mukosa lambung, usus halus, atau kolon, dan dapat menyebabkan kebocoran protein ke dalam saluran pencernaan. Pada kondisi ini tidak terjadi erosi atau ulser tetapi dengan adanya kerusakan sel epitel akan menyebabkan terjadi malabsorbsi dan kebocoran dari protein plasma.[1,4]

Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan hal ini antara lain lupus vasculitis, allergic IgE-mediated, hipersensitivitas tipe 1, infeksi (parasit, viral, dan bakteri), peningkatan permeabilitas interseluler, atau peningkatan permeabilitas kapiler.[1,4]

Ménétrier Disease

Ménétrier disease atau giant hypertrophic gastropathy, merupakan lesi di gaster yang paling umum menyebabkan kebocoran protein. Pasien biasanya mengalami dispepsia, nausea, emesis, edema, penurunan berat badan dan hipoproteinemia. Penonjolan tebal lipatan gaster dengan eksudat yang kaya akan protein sering terjadi.[1,5]

Kelenjar yang normal pada lambung digantikan oleh sel pengekskresi mucus, pengurangan sel parietal, serta menyebabkan hypochlorhydria atau achlorhydria. Keadaan seperti ini juga dapat mengurangi tight junction sehingga terjadi kebocoran protein.[1,5]

Allergic Gastroenteropathy

Allergic gastroenteropathy merupakan sindrom yang sering terjadi pada anak-anak. Namun, perlu diingat bahwa hal ini dapat terjadi juga pada orang dewasa. Gejala dari penyakit ini adalah nyeri abdomen, muntah, diare sporadik. Pada pemeriksaan didapatkan hipoproteinemia, anemia defisiensi besi, dan eosinophilia perifer.[1,6]

Penurunan signifikan dari serum protein dan albumin, serta IgA dan IgG dapat terjadi. Sementara itu, IgM dan transferin hanya mengalami sedikit penurunan. Karakteristik histologi dari penyakit ini adalah peningkatan eosinophilia di lamina propria, dan kristal Charcot-Leyden pada pemeriksaan feses.[1,6]

Lupus Eritematosus Sistemik (SLE)

Lupus eritematosus sistemik (SLE) merupakan penyakit autoimun sistemik yang sering diasosiasikan dengan PLE. Vaskulitis pada mesenterika dapat menyebabkan iskemia intestinal, edema, dan gangguan pada permeabilitas vaskuler intestinal. Seringkali lupus eritematosus sistemik (SLE) dapat mengakibatkan gastritis dan ulserasi mukosa, dimana keadaan ini menyebabkan kebocoran protein.[1]

Penyakit dengan Erosi atau Ulserasi Mukosa

Erosi atau ulserasi mukosa baik lokal maupun difus, dapat disebabkan oleh penyakit keganasan atau jinak. Tingkat keparahan kehilangan protein bergantung pada derajat kehilangan sel, inflamasi dan obstruksi yang disebabkan. Ulseratif yang difus dapat terjadi pada pasien dengan Crohn’s disease, kolitis ulseratif, atau kolitis pseudomembranosa.[1,2]

Hipoalbuminemia merupakan temuan yang sering terjadi pada keganasan. Walaupun umumnya disebabkan oleh gangguan pada pembentukan albumin, tetapi hal ini dapat juga terjadi karena kebocoran protein. Selain itu, PLE juga sering ditemukan pada pasien yang melakukan terapi penyakit keganasan, seperti kemoterapi, radiasi, dan transplantasi sumsum tulang.[1,2]

Penyakit yang Meningkatkan Tekanan Limfatik dan Interstitial

Kondisi ini dapat ditemukan pada limfangiektasia intestinal, dimana terjadi gangguan drainase limfa pada usus halus dan berkaitan dengan terjadinya dilatasi saluran limfe intestinal. Dilatasi kanal intestinal limfa yang disebabkan oleh terjadinya obstruksi limfe dapat menyebabkan ruptur sehingga terjadi kebocoran protein plasma, kilomikron, dan limfosit. Limfangiektasia intestinal dapat terjadi karena malformasi primer dari saluran limfe intestinal atau secara sekunder oleh penyebab lain seperti gagal jantung kanan.[1,4]

Limfangiektasia Intestinal Primer

Limfangiektasia primer ditandai dengan terjadinya ektasia pembuluh limfe pencernaan secara difus atau terlokalisir, dan disertai ketidaknormalan pembuluh limfe di bagian tubuh lainnya.[1,4]

Limfangiektasia Intestinal Sekunder

Kondisi ini paling sering disebabkan oleh sumbatan, kelainan katup jantung (insufisiensi katup trikuspid, stenosis pulmonal kongenital, atrial septal defect), dan pembesaran kelenjar limfe retroperitoneal disebabkan oleh keganasan atau kemoterapi, infeksi, atau zat beracun. Ketika vena cava mengalami peningkatan tekanan, seperti pada gagal jantung atau constrictive pericarditis, maka lumen usus akan kongesti dan terjadi kebocoran cairan limfa dalam saluran gastrointestinal.[1,4,6]

 

Direvisi oleh: dr. Qanita Andari

Referensi

1. Greenwald DA. Protein losing gastroenteropathy. In: Feldman M, Friedman LS, Brandt LJ, eds. Sleisenger and Fordtran's Gastrointestinal and Liver Disease. 11th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2021: chap 31.
2. Nagra N, Dang S. Protein Losing Enteropathy. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542283/
4. Brownell J, Piccoli D. Protein-Losing Gastroenteropathy. Uptodate. 2024. https://www.uptodate.com/contents/protein-losing-gastroenteropathy
5. T Nguyen M. Eosinophilic Gastroenteritis: Background, Pathophysiology, Etiology. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/174100
6. Helman M, O W. Menetrier Disease - NORD (National Organization for Rare Disorders). NORD (National Organization for Rare Disorders). 2021. https://rarediseases.org/rare-diseases/menetrier-disease/

Patofisiologi Protein-Losing Ent...
Epidemiologi Protein-Losing Ente...

Artikel Terkait

  • Mencegah Gangguan Kognitif pada Anak Malnutrisi dengan Formula Padat Nutrisi
    Mencegah Gangguan Kognitif pada Anak Malnutrisi dengan Formula Padat Nutrisi
  • Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
    Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
  • Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
    Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
  • Memantau Faltering Growth
    Memantau Faltering Growth
  • Intervensi Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Anak – Kapan Dilakukan
    Intervensi Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Anak – Kapan Dilakukan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 28 Januari 2025, 00:49
Intervensi gizi pada balita usia 1 tahun dengan berat badan hanya 4 kg
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Ijin konsul dan mohon sharingnya.Ada pasien sy. Balita kembar 3. Riwayat lahir cukup bulan.Saat ini usianya 1 tahun, BB ketiganya hanya...
Anonymous
Dibalas 15 Desember 2022, 15:55
Kapan pemeriksaan mikronutrien harus dilakukan untuk balita yang sulit makan - Gizi Kinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Dia, Sp. GK, pada anak balita yang sulit makan/picky eater yang menu makanannya terbatas, hanya yang manis2, makanan instan seperti sosis dan mie,...
Anonymous
Dibalas 01 Desember 2022, 17:41
Intervensi untuk anak yang underweight - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Yoke Kinanthi, Sp.AIzin bertanya dok. Untuk anak-anak usia 6 tahun yang sudah diberikan makanan dalam jumlah cukup setiap harinya (3 kali sehari,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.