Etiologi Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
Etiologi disseminated intravascular coagulation (DIC) berkaitan dengan berbagai kondisi atau penyakit yang mencetuskan respons inflamasi sistemik atau prokoagulan pada sirkulasi.
Etiologi
DIC akut lebih sering terjadi pada kondisi dengan onset cepat seperti trauma mayor, sepsis, dan transfusi darah masif. DIC kronis lebih umum pada gangguan seperti keganasan dan penyakit Raynaud.[2,10,13]
Sepsis merupakan etiologi yang sering menyebabkan DIC. Pada sekitar 35% kasus berat, kejadian sepsis diikuti oleh DIC. Selama sepsis, inflamasi sistemik mengaktifkan sistem koagulasi, mengonsumsi banyak faktor koagulasi yang berujung pada DIC.[16]
Komplikasi obstetrik juga dapat menyebabkan DIC. Emboli cairan amnion dengan DIC adalah komplikasi obstetrik yang mengancam nyawa. Cairan amnion memiliki aktivitas seperti thromboplastin dan aktivitasnya meningkat seiring usia gestasi. Selain itu, cairan amnion juga memiliki aktivitas antifibrinolisis.[9]
Faktor Risiko
DIC merupakan komplikasi dari berbagai penyakit atau kondisi yang berpotensi mengancam nyawa. Beberapa faktor risiko DIC telah diketahui, yaitu:
- Sepsis: Infeksi bakteri Gram positif dan negatif, infeksi virus penyebab HIV, varicella zoster, Cytomegalovirus, hepatitis, malaria, infeksi fungal histoplasma
- Komplikasi obstetrik: Abruptio plasenta, emboli cairan amnion, abortus septik, eklampsia, retained fetus syndrome
- Keganasan: Leukemia promyelositik akut dan leukemia myelomonositik, adenokarsinoma prostat, adenokarsinoma pankreas, metastasis
- Trauma dan cedera jaringan: Rhabdomyolysis, emboli lemak, luka bakar luas, gigitan ular
- Hemolisis intravaskular: Reaksi transfusi hemolitik, tranfusi masif
- Kelainan vaskular: Giant hemangioma (sindrom Kasabach-Meritt), aneurisma aorta, penyakit Raynaud
- Penyakit hepar: Gagal hati akut, sirosis, fatty liver of pregnancy
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja