Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) general_alomedika 2022-11-24T09:24:58+07:00 2022-11-24T09:24:58+07:00
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)

Oleh :
dr. Queen Sugih Ariyani
Share To Social Media:

Penatalaksanaan disseminated intravascular coagulation (DIC) yang utama adalah mengobati kondisi yang mendasari. Pada banyak kasus, kondisi DIC mengalami perbaikan ketika gangguan yang mendasarinya diterapi dengan benar. Namun, pengobatan suportif yang ditujukan untuk mengatasi kelainan koagulasi juga dapat diperlukan.

Terapi Farmakologis

Terapi farmakologis dari DIC berfokus pada terapi suportif untuk mengatasi perdarahan, pengembalian fungsi koagulasi, serta penggantian trombosit yang dipakai secara berlebihan. Penatalaksanaan haruslah ditekankan kepada memperbaiki klinis pasien, bukan mengoreksi hasil laboratorium.

Trombosit

Kadar trombosit dan faktor koagulasi yang rendah dapat meningkatkan risiko perdarahan sehingga pemberian komponen darah dapat dipertimbangkan terutama pada pasien dengan perdarahan aktif atau pada pasien yang memerlukan tindakan invasif.

Ambang batas untuk transfusi trombosit tergantung pada keadaan klinis pasien. Secara umum, pada pasien yang mengalami perdarahan, transfusi platelet diberikan pada ambang batas thrombosit <50.000/µl. Pada pasien yang tidak mengalami perdarahan, ambang batas menjadi lebih rendah yaitu 10.000-20.000/µl.

Faktor Koagulasi

Pada umumnya, konsentrat faktor kriopresipitat dan koagulasi tidak secara rutin digunakan sebagai terapi pengganti pada DIC karena tidak memiliki faktor spesifik. Kekurangan fibrinogen, dapat dikoreksi dengan pemberian kriopresipitat atau konsentrat fibrinogen murni bersamaan dengan pemberian fresh frozen plasma (FFP).

Data menunjukkan bahwa defisiensi faktor koagulasi dapat diperbaiki sebagian dengan pemberian FFP dalam jumlah besar, terutama pada pasien dengan international normalized ratio (INR) > 2,0, perpanjangan aPTT 2 kali lipat atau lebih, serta tingkat fibrinogen di bawah 100 mg/dL. Dosis awal FFP yang disarankan adalah 15 mg/kgBB.

Antikogulan

Secara logika, pemberian antikoagulan seperti heparin dapat bermanfaat pada DIC karena DIC disebabkan adanya koagulasi yang berlebihan. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan low-molecular-weight heparin (LMWH) lebih dipilih daripada unfractionated heparin (UFH) karena dilaporkan lebih superior dalam tatalaksana DIC dan risiko perdarahan yang lebih rendah.

Namun, dalam kasus DIC di mana thrombosis mendominasi, seperti pada kasus thromboemboli vena, purpura fulminans berat dengan iskemia akral, dan risiko tinggi terjadinya pendarahan, pemberian UFH infus kontinyu dapat dipertimbangkan karena waktu paruhnya yang pendek dan bersifat reversibel. Pemantauan aPTT dalam kasus ini kompleks dan observasi klinis untuk tanda-tanda perdarahan merupakan hal yang perlu dipantau secara ketat.

Restorasi Jalur Koagulasi

Penggunaan agen yang mampu memulihkan fungsi jalur antikoagulan pada pasien dengan DIC telah dipelajari secara luas. Konsentrat antithrombin telah tersedia sejak tahun 1980-an dan sebagian besar percobaan dengan senyawa ini menunjukkan efek menguntungkan dalam hal peningkatan parameter laboratorik, namun tidak ada uji coba yang menunjukkan penurunan mortalitas yang signifikan.

Berdasarkan teori bahwa depresi protein C berperan besar dalam patofisiologi DIC, diduga suplementasi protein C yang teraktivasi dapat memberikan manfaat. Pertimbangkan mengobati pasien dengan sepsis berat dan DIC dengan protein C teraktivasi dalam bentuk infus-kontinyu, 24 mcg/kg/jam selama 4 hari. Pasien yang berisiko tinggi perdarahan tidak boleh diberikan karena protein C teraktivasi dapat memperpanjang aPTT.[25,26]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

 

Referensi

25. M Levi C. H. Toh J Thachil H. G. Watson. Guidelines for the diagnosis and management of disseminated intravascular coagulation. British journal of Hematology Apr 2009; 145(1):23-24.
26. Wada H, Matsumoto T, Yamashita Y. Diagnosis and treatment of disseminated intravascular coagulation (DIC) according to four DIC guidelines. J Intensive Care. 2014; 2(1):15. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4267589/

Diagnosis Disseminated Intravasc...
Prognosis Disseminated Intravasc...

Artikel Terkait

  • Peran Parameter Prothrombin Time (PT) dan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT)
    Peran Parameter Prothrombin Time (PT) dan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT)
  • Evaluasi Purpura dan Petekie pada Anak
    Evaluasi Purpura dan Petekie pada Anak
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 23 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.