Epidemiologi Vasculitis
Epidemiologi dan mortalitas vasculitis atau vaskulitis berbeda berdasarkan penyebabnya. Giant cell arteritis paling banyak terjadi pada usia dewasa, sedangkan Kawasaki disease lebih sering ditemukan pada usia anak. Belum ada data epidemiologi vasculitis di Indonesia.
Global
Giant cell arteritis paling banyak ditemukan pada populasi dengan usia lebih dari 50 tahun dan keturunan Eropa Utara. Insidensi per 100.000 populasi di Skandinavia mencapai 21,6 kasus, Amerika Utara 10,89 kasus, dan di Oseania, khususnya Australia dan Selandia Baru 7,8 kasus.[1,2,10]
Pada populasi anak, vasculitis paling sering disebabkan oleh Kawasaki disease. Sekitar 85% penderita Kawasaki disease adalah anak usia kurang dari 5 tahun. Epidemiologi penyakit ini ditemukan lebih tinggi pada Asia Utara-Timur. Insidensi per 100.000 populasi di Jepang sebesar 359 kasus, Korea Selatan 195 kasus, dan Taiwan 60 kasus.[1,2,8-10]
Vasculitis akibat etiologi lain sangat jarang terjadi dan memiliki angka insidensi yang lebih rendah dibandingkan giant cell arteritis dan Kawasaki disease. Insidensi Takayasu arteritis adalah 0,4–3,4 per 1 juta dan lebih banyak didiagnosis pada perempuan usia 10–40 tahun.
Polyarteritis nodosa lebih sering terjadi pada kelompok usia 40–60 tahun dengan insidensi 0,9–8,0 per 1 juta di Eropa. Antineutrophil cytoplasmic antibody (ANCA)-associated vasculitis mengalami peningkatan insidensi dalam 40 tahun terakhir, dengan insidensi 33 per 1 juta di Amerika Serikat dan 24,7 per 1 juta di Norwegia.
Granulomatosis dengan polyangiitis merupakan keadaan yang jarang terjadi pada anak dengan insidensi penyakit sebesar 1 per 1 juta anak.[1,2,10]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi vasculitis di Indonesia, tetapi tersedia data epidemiologi untuk Kawasaki disease yang diduga memiliki insidensi 5000 kasus per tahun.[11]
Mortalitas
Mortalitas vasculitis bergantung pada etiologi dan komplikasi yang ditimbulkannya. Tingkat mortalitas pada Takayasu arteritis mencapai 5% dalam 10 tahun pertama diagnosis, dan dapat meningkat hingga 27% pada kasus berat. Pada polyarteritis nodosa, angka mortalitas berada pada 4–22% meskipun pasien telah mendapatkan terapi.
Pada granulomatosis dengan polyangiitis, mortalitas pasien yang tidak mendapatkan tata laksana dapat mencapai 100%. Pada ANCA-associated vasculitis tingkat mortalitas sebanyak 2,6%. Kawasaki disease memiliki mortalitas sebanyak 0,12%, dan sebagian besar kasus kematian terkait dengan komplikasi jantung.[7-9,12,13]