Etiologi Bradikardia
Etiologi bradikardia dapat berupa fisiologis dan patologis. Bradikardia sebagai respons fisiologis dapat ditemukan pada saat tidur, atlet yang giat melakukan latihan, dan lansia. Biasanya bradikardia fisiologis ini merupakan temuan insidental.[2]
Bradikardia juga dapat bersifat idiopatik akibat degenerasi nodus SA. Perlu diperhatikan bahwa bradikardia pada lansia dapat berupa manifestasi awal dari sick sinus syndrome.[2]
Etiologi
Etiologi bradikardia meliputi gangguan jantung, gangguan neurologi, obstructive sleep apnea (OSA), kondisi endokrin, metabolik, mediasi refleks vagal, pengaruh lingkungan, infeksi, medikamentosa dan genetik.[1,2,10]
Beberapa kondisi jantung patologis dapat menyebabkan bradikardia seperti sick sinus syndrome dan infark miokard akut. Bradikardia terutama muncul akibat oklusi arteri koroner kanan.[1,10]
Gangguan neurologi dimana terjadinya peningkatan tekanan intrakranial (TIK) dapat menyebabkan bradikardia. Pasien dengan stroke atau cedera spinal servikal atau torakal juga dapat mengalami bradikardia.[1,2]
Beberapa kondisi terkait sistem endokrin dan metabolik serta paparan lingkungan dapat menjadi penyebab bradikardia. Hipoksemia, hiperkalemia, hipotiroid, hipogonadisme adalah penyebab bradikardia akibat kondisi endokrin dan metabolik.[1,10]
Kondisi yang dapat menyebabkan refleks vagal berpotensi menimbulkan bradikardia. Sinkop vasovagal dan sinkop akibat hipersensitivitas sinus karotis adalah dua contoh kondisi bradikardia akibat mediasi refleks vagal.[1,10]
Hipotermia akibat paparan lingkungan sekitar yang terlalu dingin juga dapat menyebabkan bradikardia.[1,10]
Infeksi atau kondisi pasca infeksi berpotensi menimbulkan bradikardia. Beberapa penyakit infeksi yang dapat berpotensi menimbulkan bradikardia antara lain:
- Demam dengue
- Ensefalitis
-
Sifilis tersier akibat Treponema pallidum
Miokarditis yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus coxsackie B (CVB) dan infeksi parvovirus B19
- Karditis Lyme yang disebabkan oleh bakteri Borrelia
- Penyakit Chagas akibat parasit Trypanosoma cruzi[1,10]
Beberapa obat dapat menjadi penyebab bradikardia iatrogenik. Toksisitas obat penyebab bradikardia paling sering muncul pada penggunaan:
-
Beta blocker, seperti propranolol, bisoprolol, dan obat tetes mata timolol untuk pengobatan glaukoma
- Obat penghambat kanal kalsium seperti diltiazem dan verapamil
Digoxin, amiodarone dan obat antiaritmia lain
- Cimetidine
- Agen kemoterapi seperti trastuzumab dan golongan antrasiklin yaitu, doxorubicin[1,10,17]
Bradikardia dapat disebabkan oleh mutasi genetik pada HCN4 dan SCN5A. Mutasi genetik ini berpotensi menimbulkan perlambatan detak jantung. Defek genetik pada enzim yang terlibat dalam metabolisme obat misalnya polimorfisme gen CYP2D6 dan gangguan nodus sinoatrial (SA) familial adalah penyebab genetik pada bradikardia.[1]
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya bradikardia adalah sebagai berikut:
- Usia: muda dan usia di atas 65 tahun
- Aktivitas fisik: rutin berolahraga atau profesi atlet
- Gangguan jantung: iskemik miokard jantung, perikarditis, miokarditis
- Gangguan neurologi: peningkatan TIK, stroke, cedera servikal atau torakal
- Gangguan endokrin: hipogonadisme, hipotiroid, hipoglikemia,
- Infeksi: demam dengue, ensefalitis, sifilis tersier, penyakit Chagas
- Stimulasi vagal
- OSA
- Suhu lingkungan dingin yang ekstrim
- Obat-obatan: golongan antiaritmia, beta blocker, penghambat kanal kalsium, agen kemoterapi
- Genetik[1,7,17]