Prognosis dan Komplikasi Infark Miokard Akut
Prognosis infark miokard akut (acute myocardial infarct) tergantung luasnya nekrosis pada miokardium. Prognosis juga sangat ditentukan dengan kecepatan dan ketepatan tata laksana reperfusi.
Komplikasi
Komplikasi infark miokard akut (IMA) rentan terjadi pada pasien lansia, memiliki gejala dengan klasifikasi Killip II-IV, memiliki gangguan pada lebih dari satu arteri koroner, infark di regio anterior, dan iskemik yang berkepanjangan dan tidak mendapat terapi reperfusi dalam 90 menit. Diperlukan pemeriksaan secara berkala, minimal 2 kali/hari, untuk memantau dan mencegah komplikasi yang memburuk.
Komplikasi akibat IMA antara lain:
- Aritmia
- Syok kardiogenik
- Stroke
- Regurgitasi mitral, ruptur septum ventrikel, ruptur dinding ventrikel
- Aneurisma ventrikel kiri, infark ventrikel kanan, trombus ventrikel kanan
- Perikarditis
- Infark miokard berulang
Henti jantung mendadak[1,3,11,13]
Prognosis
Prognosis IMA tergantung luasnya nekrosis pada miokardium, dan tata laksana reperfusi. Prognosis akan lebih baik pada pasien yang menerima terapi reperfusi lebih dini, yaitu fibrinolisis dalam waktu 30 menit atau primary percutaneous coronary intervention (pPCI) dalam waktu 90 menit setelah kontak dengan tenaga kesehatan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memperburuk prognosis, seperti pasien lansia, komorbid diabetes melitus, serta riwayat IMA, peripheral vascular disease (PVD), atau stroke sebelumnya, Prognosis juga lebih buruk pada kondisi penurunan fraksi ejeksi, gagal jantung kongestif, peningkatan kadar C-reactive protein (CRP) dan brain natriuretic peptide (BNP), juga pasien dengan depresi.[1-3]