Penatalaksanaan Insufisiensi Vena Kronik
Penatalaksanaan insufisiensi vena kronik bertujuan untuk meredakan gejala, mencegah sequele dan komplikasi, serta membantu penyembuhan ulkus. Penatalaksanaan insufisiensi vena kronik dibedakan menjadi noninvasif dan invasif. Hingga kini belum ada terapi farmakologi yang terbukti efektif untuk insufisiensi vena kronik. Tata laksana noninvasif dengan stoking kompresi disarankan menjadi pilihan pertama tata laksana.[1,2]
Penatalaksanaan Noninvasif
Penatalaksanaan noninvasif untuk insufisiensi vena kronik adalah menggunakan gradient compression stocking dengan tekanan 30-40 atau 40-50 mmHg pada pergelangan kaki, dengan tekanan yang semakin berkurang ke arah proksimal tungkai (ada perbedaan tekanan / gradien antara proksimal dan distal tungkai).
Pada kebanyakan pasien, penggunaan compression stocking sudah cukup untuk mengembalikan aliran balik vena. Perlu dicatat bahwa kuncinya adalah perbedaan gradien tekanan, sehingga penggunaan gradient compression stocking tidak bisa digantikan dengan nongradient stocking atau elastic bandage, yang justru menyebabkan tourniquet effect dan memperburuk insufisiensi vena.[1,2,8]
Penatalaksanaan Invasif
Penatalaksanaan invasif untuk insufisiensi vena kronik adalah dengan venoablasi, yang ditujukan untuk pasien dengan ulkus tungkai refrakter. Venoablasi dapat dilakukan secara endovena maupun operatif dengan tujuan untuk mengkoreksi insufisiensi vena dengan membuang atau menutup jalur refluks utama dari jalur aliran balik vena.[1,2,8]
Ada berbagai teknik venoablasi yang dilakukan, tetapi yang tersering adalah stab avulsion atau phlebectomy.
Ligation with stripping: bagian vena yang refluks diligasi dari jalur vena utamanya kemudian dilakukan diseksi, misalnya ligasi dan diseksi vena saphena magna dari vena femoralis, atau vena saphena parva dari vena popliteal
Simple ligation and division: bagian vena yang refluks diligasi dan dipotong dari jalur vena utamanya sehingga bagian vena tersebut tidak berfungsi lagi (terpisah dari jalurnya), namun vena tersebut tidak diangkat
Sclerotherapy (dengan atau tanpa ligasi): injeksi zat sklerosan ke vena yang refluks untuk memicu kerusakan endotel dan fibrosis, umumnya untuk lesi telangiektasis
Stab avulsion atau phlebectomy (dengan atau tanpa ligasi): insisi kecil kulit, lalu vena dicungkil ke luar kulit dengan phlebectomy hook dan dipotong. Bila dengan diligasi, kedua sisi diklem sebelum dipotong, baru dilligasi.
Radiofrequency ablation (RFA): seperti kateter intravena dimasukkan ke vena yang refluks melalui insisi kulit, kemudian energi radiofrekuensi dipancarkan untuk memanaskan dan merusak dinding vena dalam untuk menutup vena
Endovenous laser therapy (EVLT): laser fiber (seperti guidewire) dimasukkan intravena ke vena yang refluks, kemudian laser dipancarkan sepanjang jalur vena tersebut untuk memicu fibrosis [1,2,6,8]
Penatalaksanaan Ulkus Venosus
Insufisiensi vena kronik dapat menimbulkan ulkus venosus. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengobati ulkus venosus adalah dengan terapi kompresi, elevasi kaki
Stoking Kompresi
Terapi stoking kompresi seperti yang telah disebutkan sebelumnya adalah pilihan dalam mengobati ulkus venosus. Terapi kompresi mampu menurunkan edema, memperbaiki refluks vena, meningkatkan penyembuhan ulkus, dan mengurangi keluhan nyeri. Angka kesembuhan ulkus venosus yang diobati dengan terapi kompresi berkisar 30-60% dalam 24 minggu, dan 70-85% setelah 1 tahun.
Elevasi Kaki
Elevasi kaki jika digunakan sebagai kombinasi dengan stoking kompresi dilaporkan mampu mempercepat penyembuhan ulkus. Elevasi kaki dilakukan dengan mengangkat ekstremitas bawah lebih tinggi dari jantung dengan tujuan mengurangi edema, memperbaiki mikrosirkulasi, dan memperbaiki oksigenasi. Suatu studi menunjukan bahwa elevasi kaki dapat meningkatkan Doppler flux 45%. Elevasi kaki disarankan dilakukan selama 30 menit, 3-4 kali sehari.
Perawatan Luka
Perawatan luka dilakukan sebagaimana merawat ulkus. Dapat digunakan dressing luka seperti hidrokoloid, hidrogel, dan nonadherent dressing lain. Vacuum-assisted closure dilaporkan mampu mengurangi kedalaman dan volume luka dibandingkan penggunaan dressing saja.
Medikamentosa
Antibiotik oral tidak disarankan untuk digunakan secara rutin pada ulkus venosus. Antibiotik oral dapat digunakan jika terjadi selulitis.
Jika tidak ada kontraindikasi, aspirin 300 mg per hari dikombinasikan dengan terapi kompresi, dilaporkan dapat mempercepat penyembuhan ulkus dan mengurangi ukuran ulkus venosus.
Tindakan Bedah
Pasien dengan ulkus venosus akibat insufisiensi vena kronik dapat memerlukan tindakan bedah seperti debridement dan skin graft.[12]