Prognosis Tamponade Jantung
Prognosis tamponade jantung menjadi lebih baik jika diagnosis dan tata laksana dilakukan dengan cepat. Tamponade jantung merupakan kondisi gawat darurat, di mana tindakan perikardiosentesis segera dapat meningkatkan luaran. Sebaliknya, tata laksana tamponade jantung yang terlambat akan menyebabkan kolaps kardiovaskular dan henti jantung.[1]
Komplikasi
Tamponade jantung yang tidak segera ditangani akan mengakibatkan henti jantung dan kematian. Bahkan, hemoperikardium pada kasus trauma tumpul toraks menyebabkan kematian dan resusitasi umumnya tidak dilakukan.[1,3]
Tindakan perikardiosentesis memiliki risiko komplikasi 4‒10%. Komplikasi paling sering akibat tindakan ini adalah pungsi ruang jantung, aritmia, pungsi arteri koroner atau hemotoraks, pneumotoraks, pneumoperikardium, dan cedera hepar.[2]
Prognosis
Pasien tamponade jantung memiliki luaran yang baik jika penatalaksanaan dilakukan dengan cepat. Selain itu, prognosis tamponade jantung bergantung pada etiologi, di mana tamponade jantung dengan perikarditis idiopatik memiliki prognosis jangka panjang yang lebih baik.[1]
Pada tamponade jantung akibat tindakan intervensi jantung, pasien yang mengalami reeksplorasi (akibat perdarahan atau memerlukan transfusi darah) memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi. Selain itu, tamponade jantung setelah intervensi koroner perkutan dengan perforasi arteri koroner memiliki risiko kematian tiga kali lebih besar daripada perforasi koroner tanpa tamponade jantung.[4,10]
Pasien tamponade jantung dengan kanker dan keterlibatan metastasis dari perikardium memiliki prognosis jangka pendek yang buruk. Pasien dengan tamponade jantung yang disebabkan oleh keganasan memiliki mortalitas mencapai 75% dalam 12 bulan.[3]