Patofisiologi Bronkiolitis
Patofisiologi bronkiolitis terjadi karena adanya infeksi pada traktus respiratori yang mengakibatkan cedera dan reaksi inflamasi pada bronkiolus. Gejala yang terjadi pada anak yang lebih tua dan orang dewasa umumnya tidak seberat pada bayi muda dikarenakan jalan napas yang lebih besar sehingga dapat mengakomodasi edema submukosa.
Infeksi
Setelah masuknya droplet melalui saluran pernafasan, akan terjadi infeksi virus dan timbul keluhan pada 4-6 hari setelah masa inkubasi. Infeksi dimulai dari saluran pernafasan atas kemudian menyebar sampai ke saluran pernafasan bawah dalam beberapa hari.
Reaksi Inflamasi
Proses infeksi akan menyebabkan reaksi inflamasi bronkiolus yang ditandai dengan infiltrasi sel darah putih terutama sel mononuklear di peribronchia. Reaksi inflamasi juga menyebabkan terjadinya edema submukosa dan adventitia.
Karakteristik lain pada bronkiolitis adalah nekrosis sel epitelial. Nekrosis terjadi karena perlukaan sel karena invasi virus langsung ke epitel saluran pernafasan atau secara tidak langsung melalui aktivasi sistem imun. Ketiga proses tersebut akan menyebabkan peningkatan produksi mukus dan bronkospasme.
Pada akhirnya akan terjadi obstruksi total atau partial, atelektasis dan ketidaksesuaian ventilasi-perfusi sehingga terjadi hipoksemia dan peningkatan kerja otot pernafasan. Mekanisme patofisiologi ini menjelaskan mengapa gejala bronkiolitis yang berat umumnya hanya terjadi pada bayi muda.
Jalan napas yang lebih besar pada anak yang lebih tua dan dewasa dapat mengakomodasi edema submukosa dan bronkospasme yang terjadi sehingga gejala yang terjadi umumnya tidak seberat pada bayi muda.[4-7]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri