Etiologi Necrotizing Enterocolitis
Etiologi necrotizing enterocolitis (NEC) adalah imaturitas usus bayi, iskemia usus, kerusakan permeabilitas mukosa usus, dan perubahan kolonisasi bakteri dalam usus.
Imaturitas Usus
Bayi prematur dan/atau bayi berat lahir rendah memiliki usus yang belum sempurna, sehingga saat mendapatkan asupan enteral terjadi jejas intestinal dengan respons yang tidak adekuat . Semakin rendah usia gestasi semakin tinggi risiko NEC, disebabkan imaturitas gastrointestinal, sirkulasi, dan sistem imun.[6,7]
Iskemia Usus
Hipoperfusi sirkulasi mesenterikus akan menyebabkan intestinal mengalami hipoksia / iskemia, kerusakan, nekrosis dan akhirnya perforasi. Iskemia dapat terjadi pada bayi dengan penyakit jantung bawaan, polisitemia, dan intrauterine growth restriction.[4,6]
Kerusakan Permeabilitas Mukosa Usus
Formula hyperosmolar dapat mengubah permeabilitas mukosa usus dan mengakibatkan kerusakan yang memicu terjadinya NEC. Volume pemberian minum, waktu pemberian minum, serta peningkatan minum enteral yang terlalu cepat pada bayi diduga turut berperan terjadinya NEC.
Pemberian ASI terbukti dapat mencegah terjadinya NEC, karena ASI mengandung faktor imunoprotektif dan local growth-promoting factors yang tidak ada pada susu formula. Faktor imunoprotektif itulah yang dapat mencegah kerusakan mukosa usus dan mencegah invasi bakteri patogen.[4,6,7]
Perubahan Kolonisasi Mikroorganisme Usus
Pemberian asupan secara enteral menjadi substrat terjadinya proliferasi bakteri, diikuti invasi mukosa usus yang telah rusak oleh bakteri yang memproduksi gas. Terbentuknya gas usus intramural (pneumatosis intestinalis) bersifat progresif menyebabkan nekrosis transmural atau gangren usus.[1-3]
Patogen bakteri dan virus yang diduga berperan adalah E. coli, Klebsiella, S. epidermidis, Clostridium sp. Enteritis virus yang disebabkan oleh coronavirus dan rotavirus dapat merusak barier mukosa dan mengakibatkan sepsis.[4]
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang terkait dengan kejadian necrotizing enterocolitis adalah :
- Bayi dengan penyakit jantung bawaan, malformasi kongenital (gastroskisis, penyakit Hirschsprung), hipoksia neonatal, dan hipoglikemia
- Pemberian nutrisi enteral yang terlalu agresif pada bayi
- Pemberian susu formula pada bayi baru lahir
- Penggunaan obat-obatan saat ibu hamil, seperti H2-bloker untuk refluk gastroesofageal, indometasin untuk penutupan patent ductus arteriosus, transfusi darah, dan paparan antibiotik yang tidak rasional
- Ibu hamil yang merokok
- Gangguan aliran darah plasenta janin, seperti insufisiensi plasenta dari penyakit akut (misalnya hipertensi pada kehamilan), penyakit kronis (misalnya diabetes), atau penyalahgunaan kokain pada ibu hamil
- Riwayat inflamasi antenatal (korioamnionitis)
- Genetik, suatu studi menyatakan bahwa polimorfisme gen MD-2 dan GM2A berhubungan dengan kejadian dan keparahan NEC, tapi penelitian lebih lanjut masih diperlukan. Studi lain mengemukakan bahwa varian gen NOD2 berhubungan dengan keparahan NEC[5-11]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri