Penatalaksanaan Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut
Penatalaksanaan penyakit tangan, kaki, dan mulut (PTKM) atau hand, foot, and mouth disease (HFMD), karena penyebabnya adalah virus seperti coxsackievirus A tipe 16 (CV A16), dan enterovirus 71 (EV–71), adalah terapi suportif untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien, dan hidrasi untuk mencegah dehidrasi. PTKM merupakan penyakit infeksi virus yang dapat sembuh sendiri (self-limited disease) tanpa pemberian terapi antivirus.[1,3,11,17,24]
Terapi Suportif
Kebanyakan kasus PTKM memiliki gejala ringan, seperti demam, malaise nyeri area mulut, nyeri tenggorokan, nyeri menelan, dan lesi dengan lecet di tangan, kaki, dan bokong. Gejala prodromal dapat berupa infeksi saluran nafas atas seperti nyeri.[1,11,24]
Tata laksana PTKM dengan terapi suportif bertujuan untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien. Di antaranya pemberian antipiretik dan analgesik, seperti ibuprofen atau paracetamol, yang diberikan sesuai indikasi. Jika perlu, dapat diberikan direct analgesia pada kavitas oral berupa obat spray atau kumur.[1,11,24]
Terapi Hidrasi
Pasien dengan lesi oral terkadang mengalami kesulitan makan dan minum, sehingga berpotensi menyebabkan dehidrasi. Pada keadaan ini, asupan cairan harus dipastikan adekuat. Hidrasi intravena dapat diberikan pada keadaan dehidrasi sedang-berat.[1,11]
Terapi awal dengan milrinone yang merupakan penghambat fosfodiesterase siklik memiliki potensi untuk mengurangi mortalitas akibat PTKM yang disebabkan enterovirus–71.[1,3,11,17,24]
Perawatan di Rumah Sakit
Pada beberapa keadaan, pasien PTKM mungkin memerlukan rawat inap. Kriteria untuk dirawat di rumah sakit di antaranya:
- Anak tidak dapat mentoleransi makanan dan minuman peroral sehingga diperlukan hidrasi intravena
- Anak secara klinis nampak sangat sakit atau toksik
- Kondisi atau penyakit serius yang tidak dapat dieliminasi
- Demam persisten lebih dari 48 jam
- Terdapat kecurigaan komplikasi neurologi seperti letargi, mioklonus, penurunan kesadaran, perubahan pada sensorium, dan/atau kejang
- Kecurigaan terhadap komplikasi miokarditis, seperti hipotensi, bradikardia, aritmia, murmur, dan gallop[1,3,18]
Intravenous Gamma Globulin
Studi di Taiwan, tahun 2019, melaporkan bahwa dari sekitar 20.000 anak yang berobat ke klinik dengan kemungkinan PTKM, 2,87% dirawat, 40,76% terkonfirmasi terinfeksi EV-A71 atau CV-A16. Sebagian besar (91,02%) pasien berusia di bawah 5 tahun.
Gejala klinis awal kasus EV-A71 dan CV-A16 adalah demam lebih dari 39oC, muntah, myoclonic twitching dan startle. Pasien anak yang diberikan terapi intravenous gamma globulin (IVIG) menunjukkan durasi sakit yang lebih singkat dan keluar dari rumah sakit tanpa komplikasi.[18]
Ulasan pada tahun 2019 menganalisa 8 randomized clinical trial yang melibatkan 1.450 pasien anak PTKM gejala berat. Hasil analisis menunjukkan bahwa terapi konvensional yang dikombinasikan dengan IVIG memiliki waktu penyembuhan yang lebih pendek dibandingkan dengan terapi konvensional saja.[21]
Analisis subkelompok menunjukkan bahwa kelompok dosis tinggi (1 gram/kgBB/hari) memiliki waktu sembuh dari demam demam yang lebih pendek (p <0,05), regresi ruam yang lebih pendek (p <0,05), waktu remisi gejala neurologis yang lebih pendek (p <0,05), tetapi waktu penyembuhan klinis yang lebih lama (p> 0,05).
Studi ini juga menyimpulkan bahwa saat menentukan dosis IVIG dalam pengobatan PTKM berat harus dipertimbangkan keuntungan dan kerugiannya dengan hati-hati.[21]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli