Epidemiologi Abses Gigi
Data epidemiologi abses gigi menunjukkan bahwa abses gigi sering ditemukan pada populasi anak karena kombinasi dari kebersihan mulut yang kurang, email gigi yang lebih tipis, dan gigi decidui yang memiliki suplai darah lebih tinggi. Meski demikian, abses gigi lebih jarang terjadi pada balita, karena abses tidak muncul sampai gigi-gigi erupsi.[2,3]
Global
Karies gigi dan kesehatan gigi yang buruk merupakan permasalahan global, terutama pada negara-negara berkembang. Data di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 91% orang dewasa berusia 20-64 tahun memiliki karies gigi yang merupakan faktor predisposisi utama dari abses gigi.
Abses gigi tidak memiliki predileksi jenis kelamin dan ras. Dalam sebuah studi di Brazil yang melibatkan 74.931 pasien, sebesar 0,07% ditemukan mengalami abses gigi.[2,3,5,6]
Indonesia
Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018, prevalensi abses gigi mencapai 14%. Dalam sebuah penelitian pada 103 pasien di Bali, dilaporkan sebanyak 3 pasien (2,9%) melakukan pencabutan gigi akibat abses periapikal.[7]
Mortalitas
Mortalitas akibat abses gigi jarang terjadi, kecuali terjadi obstruksi jalan napas. Meski demikian, abses gigi dapat menyebabkan morbiditas bermakna akibat rasa nyeri, kemungkinan kehilangan gigi, dan dehidrasi.[2,3]
Penulisan pertama oleh: dr. Queen Sugih Ariyani