Patofisiologi Abses Gigi
Patofisiologi abses gigi melibatkan proses infeksi dan inflamasi pada jaringan di sekitar gigi yang berujung pada pembentukan abses. Abses yang terbentuk umumnya berkaitan dengan karies gigi yang menyebabkan lapisan protektif gigi menjadi terbuka.
Infeksi Odontogenik
Pada kasus abses gigi, terjadi infeksi odontogenik yang berasal dari pulpa dental. Infeksi ini disebabkan karena adanya lapisan protektif gigi (enamel dan dentin) yang terbuka, biasanya karena karies gigi menyebabkan bakteri mengivasi ke dalam pulpa. Invasi bakteri ini menyebabkan kondisi inflamasi pada pulpa atau disebut pulpitis. Pulpitis dapat berkembang menjadi nekrosis pulpa, dan bakteri dalam mengivasi lebih jauh ke jaringan periapikal dan tulang alveolar, sehingga menyebabkan abses.[1,2]
Abses sendiri merupakan suatu lesi yang terdiri dari lokalisasi pus, yang merupakan kumpulan dari leukosit polimorfonuklear (PMN). Saat pulpa dental terbuka, kolonisasi dari berbagai jenis bakteri membentuk biofilm di saluran akar gigi, dan menyebabkan infeksi. Infeksi ini menyebar ke jaringan periapikal melalui foramen apikal, sehingga menginduksi proses inflamasi. Tubuh merespon proses inflamasi ini dengan infiltrasi dari PMN yang berperan utama dalam innate immunity. Pada jaringan terinflamasi, PMN melakukan fagositosis dan mengeluarkan reagen antipatogen untuk membunuh bakteri, sehingga menyebabkan pembentukan pus.[1,2,4]
Infeksi Periodontal
Infeksi periodontal merujuk pada peradangan yang terjadi pada jaringan periodontium yang membantu menyokong gigi. Infeksi ini dapat menyebabkan 3 kondisi, yaitu abses periodontal, abses perikoronal, dan abses gingiva.
Abses Periodontal
Abses periodontal merupakan kondisi di mana terdapat akumulasi pus akibat adanya peradangan pada jaringan di sekitar kantung periodontal yang dapat menyebabkan kerusakan dari ligamen periodontal dan tulang alveolar. Pembentukan abses periodontal kebanyakan terjadi akibat periodontitis yang tidak diobati. Sebagai manifestasi klinisnya, gusi di sekitar gigi akan membengkak, terdapat eksudat purulen, dan gigi yang terkena rentan menjadi goyang.
Abses Perikoronal
Abses perikoronal terbentuk dari proses peradangan pada gusi di sekitar mahkota gigi yang mengalami erupsi sebagian (perikoronitis). Perikoronitis sering dijumpai pada kasus kasus impaksi gigi molar ketiga. Pada gigi yang mengalami erupsi sebagian, sisa makanan lebih mudah terselip di antara gigi dan gusi sehingga bakteri dapat masuk ke daerah gusi dan menyebabkan peradangan.
Abses Gingiva
Abses gingiva biasanya terjadi karena adanya impaksi korpus alienum atau adanya kumpulan plak mikroba yang menempel pada sulkus gingiva. Sebagai produk peradangan, abses terbentuk pada papilla gingiva marginal dan intradental.[1-4]
Penulisan pertama oleh: dr. Queen Sugih Ariyani