Penatalaksanaan Cheilitis
Penatalaksanaan cheilitis bersifat simptomatik dan etiologikal. Eliminasi faktor penyebab merupakan kunci sukses dari perawatan. Tata laksana dapat mencakup modifikasi perilaku, farmakoterapi, dan pembedahan. Kebiasaan parafungional dan perilaku yang dapat mencetuskan cheilitis (misalnya merokok) perlu dihilangkan.[1-4]
Pada kasus yang berhubungan dengan infeksi bakteri atau jamur dapat diberikan antibiotik ataupun antifungal. Pembedahan, seperti eksisi atau cheiloplasti, dapat dipertimbangkan sesuai indikasi.[1-4]
Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku dilakukan dengan eliminasi kebiasaan buruk yang berkontribusi menyebabkan terjadinya cheilitis.
Kebiasaan Parafungsional
Kebiasaan parafungsional yang berhubungan dengan timbulnya cheilitis adalah menjilat bibir, menggigit bibir, dan menyeka bibir. Maserasi fisik dapat terjadi akibat paparan saliva yang berlebihan. Saliva mengandung enzim pencernaan yang dapat mengiritasi bibir dengan cara mengekstraksi kelembaban bibir dan menyebabkan evaporasi. Oleh karena itu, edukasi pasien untuk menghilangkan kebiasaan buruk yang ada, serta mengaplikasikan pelembab bibir atau petroleum jelly.
Merokok
Kebiasaan merokok merupakan salah satu faktor risiko cheilitis angular, cheilitis aktinik, dan cheilitis glandular. Motivasi pasien untuk mengikuti program berhenti merokok.
Menghindari Pencetus
Karena paparan matahari merupakan faktor risiko cheilitis, minta pasien menggunakan tabir surya, topi, dan baju yang menutupi tubuh dengan baik untuk mengurangi paparan sinar matahari yang kronik.
Pada kasus cheilitis eksematosa, edukasi pasien untuk menghentikan pemakaian substansi atau obat-obatan yang menimbulkan reaksi alergi atau iritan.
Pada kasus cheilitis angular, minta pasien menjaga kebersihan gigi dan mulut. Jika pasien menggunakan gigi palsu, pastikan gigi palsu yang digunakan sesuai dengan ukuran dan keperluan pasien. Jika kasus disebabkan oleh defisiensi vitamin, maka dapat diberikan suplementasi.
Pada kasus drug-induced cheilitis, hentikan pemakaian obat pencetus. Kemudian, berikan emolien dan pelembab bibir untuk mengurangi ketidaknyamanan. Intervensi ini saja umumnya sudah cukup untuk menghasilkan resolusi.[1-4,7-9]
Farmakoterapi
Cheilitis dapat disebabkan oleh infeksi patogen. Beberapa organisme yang memiliki andil antara lain Candida albicans, Staphylococcus aureus, dan Beta-hemolytic Streptococci. Penggunaan antibiotik ataupun antifungal topikal dengan atau tanpa steroid dapat meringankan gejala pasien.
Antifungal Topikal
Infeksi fungal memerlukan obat fungisidal topikal yang diaplikasikan pada area lesi, biasanya 3 kali sehari selama 2 minggu. Jenis obat fungisidal topikal yang biasanya digunakan antara lain salep nystatin, krim ketoconazole 2%, krim clotrimazole 1%, krim miconazole 2% dengan atau tanpa hydrocortisone 1%.
Antifungal Sistemik
Nystatin biasanya digunakan untuk kasus yang ringan atau jika cheilitis disertai infeksi kandida yang terisolasi di dalam rongga mulut. Triazole digunakan untuk kasus kandidiasis oral derajat sedang dan berat, untuk kasus dimana lesi sudah menyebar hingga esofagus, atau pada pasien imunokompromais.
Antiseptik atau Antibiotik Topikal
Infeksi bakteri memerlukan antiseptik atau antibiotik topikal. Pemberian obat biasanya dilakukan selama 1 hingga 2 minggu. Beberapa obat topikal yang dapat digunakan antara lain salep mupirocin 2%, krim fusidic acid 2% dengan atau tanpa hydrocortisone 1%.
Antibiotik Sistemik
Pemberian obat antibiotik secara sistemik pada kasus cheilitis masih bersifat kontroversial. Antibiotik sistemik dapat dipertimbangkan pada kasus lesi yang luas atau terjadi kegagalan pengobatan antibiotik topikal.
Kortikosteroid
Aplikasi kortikosteroid topikal juga menjadi salah satu pilihan perawatan pada kasus cheilitis simpleks, cheilitis angular, cheilitis eksematosa, cheilitis aktinik, cheilitis granulomatosa, cheilitis eksfoliatif, dan cheilitis sel plasma. Kortikosteroid yang dapat digunakan misalnya triamcinolone 0,1%, hydrocortisone 1%, ataupun kortikosteroid potensi rendah hingga sedang lainnya.
Selain sediaan topikal, terapi kortikosteroid intralesi dengan triamcinolone acetonide 2,5 hingga 5mg/ml merupakan salah satu pilihan untuk menangani cheilitis glandular, sel plasma, dan granulomatosa.
Lainnya
Pada kasus cheilitis aktinik fokal yang ringan, pasien bisa diobservasi saja atau menjalani terapi nitrogen cair. Jika lesi bersifat multifokal atau difus, terapi topikal dengan fluorouracil dapat diberikan 2 kali sehari selama 2 hingga 4 minggu. Jika pasien tidak dapat menoleransi fluorouracil dengan baik, dapat diberikan imiquimod 3 kali seminggu selama 4 hingga 6 minggu.[1-4,7-9,15,19,20]
Terapi Bedah
Eksisi tidak perlu dilakukan pada kasus cheilitis aktinik dengan gambaran atipikal atau displasia ringan. Namun, jika pada pemeriksaan histopatologi ditemukan displasia sedang hingga berat, maka vermilionektomi, cryosurgery, pulse-dye atau CO2 laser surgery menjadi pilihan perawatan.
Pada kasus inkompetensi bibir yang disebabkan karena eversi, fibrosis yang ekstensif dan indurasi sehingga mengganggu fungsional dan fungsi estetik bibir, cheiloplasti merupakan pilihan terapi bedah yang dapat dilakukan. Bedah eksisi atau vermilionektomi menjadi pilihan perawatan untuk kasus cheilitis granulomatosa dan glandular dengan gejala yang berat.[1-4,7-9,15,19,20]
Tabel 1. Rangkuman Pilihan Penatalaksanaan Cheilitis Berdasarkan Jenisnya
Jenis Cheilitis | Faktor Risiko | Pilihan Tata Laksana |
Cheilitis simpleks | Kebiasaan parafungsional Iklim dingin, kering, atau berangin | Modifikasi lingkungan Penggunaan lip balm, petroleum jelly, emolien, kortikosteroid topikal |
Cheilitis angular | Infeksi Gangguan sistem imun Faktor mekanik Defisiensi nutrisi | Menghilangkan faktor predisposisi Pemberian antiinfeksi (antibiotik atau antifungal) dengan atau tanpa kortikosteroid topikal |
Cheilitis eksematosa | Kontak alergi atau iritan | Kortikosteroid topikal Emolien |
Cheilitis eksfoliatif | Kebiasaan parafungsional Stres psikologis Defisiensi nutrisi | Kortikosteroid Psikoterapi |
Drug-induced cheilitis | Obat | Emolien Hentikan obat penyebab |
Cheilitis aktinik | Paparan matahari | Kortikosteroid topikal Fluorouracil Vermilionectomy |
Cheilitis granulomatosa | Kortikosteroid topikal, intralesi, atau sistemik dengan atau tanpa antibiotik | |
Cheilitis glandular | Merokok Paparan matahari Kebersihan oral buruk | Antibiotik sistemik Kortikosteroid topikal, intralesi, atau sistemik Eksisi bedah |
Cheilitis sel plasma | Kortikosteroid topikal atau intralesi Imunosupresan |
Sumber: Lugovic-Mihic L, et al. 2018.[2]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini