Diagnosis Cluster Type Headache
Diagnosis cluster type headache atau nyeri kepala klaster ditegakkan berdasarkan temuan klinis adanya nyeri kepala unilateral berat yang tajam dan disertai setidaknya gejala autonom yang terjadi secara ipsilateral, sesuai dengan kriteria diagnosis menurut International Classification of Headache Disorders (ICHD-3).[2]
Anamnesis
Cluster type headache sering terjadi pada malam hari, 1-2 jam setelah tertidur. Nyeri dapat membangunkan pasien dari tidur, membuat pasien gelisah, bahkan membenturkan kepala ke dinding hingga nyeri berkurang. Keluhan berulang setiap hari pada waktu tertentu yang sama untuk jangka waktu mingguan hingga bulanan. Kemudian akan ada jeda bebas nyeri kepala yang panjang.[6,17]
Cluster type headache disebut juga suicidal headache. Nyeri kepala hebat, menyiksa, nyeri tajam, terasa seperti menusuk dan seolah-olah mendorong mata keluar. Nyeri mayoritas bersifat unilateral di orbita, supraorbita, temporal atau kombinasi dari tempat-tempat tersebut, berlangsung 15-180 menit dan terjadi dengan frekuensi yang beragam (mulai dari sekali tiap dua hari hingga 8 kali sehari).[10,17]
Keluhan nyeri tersebut biasanya disertai gejala pada sisi ipsilateral seperti injeksi konjungtiva dan lakrimasi, kongesti nasal atau rhinorrhea, berkeringat di dahi dan wajah, miosis, ptosis, dan edema palpebra. Selama serangan sebagian besar pasien merasa gelisah atau agitasi.[2-4]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada cluster type headache meliputi pemeriksaan fisik umum dan tanda vital, pemeriksaan skala nyeri, pemeriksaan neurologi, kesadaran, saraf kranialis, motorik, sensorik, dan otot-otot perikranial.[17]
Jika pasien datang saat sedang terjadi serangan nyeri kepala, bisa ditemukan tanda keterlibatan saraf autonom, seperti rhinorrhea, lakrimasi, dan injeksi konjungtiva. Pada keadaan yang berat, bisa terjadi paralisis simpatis okular yang memunculkan tanda Mild Horner Syndrome, yakni ptosis, miosis, dan anhidrosis; yang mungkin menetap antara dua serangan.
Pasien juga bisa mengalami bradikardia, wajah tampak pucat, nyeri pada kulit kepala dan wajah, atau nyeri karotid ipsilateral.[4]
Kriteria Diagnosis
Cluster type headache didiagnosa secara klinis berdasarkan kriteria diagnosis cluster type headache berdasarkan International Classification of Headache Disorders (ICHD-3). Serangan harus terjadi dalam rentang setiap 1-2 hari sebanyak 1-8 kali, dimana terjadi nyeri hebat pada daerah orbita, supraorbita dan atau temporal. Serangan berlangsung antara 15-180 menit jika tidak ditangani. Nyeri juga harus disertai dengan gelisah/agitasi, atau setidaknya satu gejala autonom ipsilateral.
Gejala autonom yang dimaksud adalah:
- Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi pada mata
- Kongesti nasal dan atau rhinorrhea
- Edema palpebra
- Berkeringat pada daerah dahi dan wajah
- Miosis dan atau ptosis[5]
Setelah kriteria diagnosis cluster type headache terpenuhi, maka nyeri kepala dapat bersifat episodik maupun kronis. Cluster type headache dapat dinilai episodik apabila terdapat minimal dua periode dimana nyeri berlangsung 7 hari hingga 1 tahun bila tidak ditangani dan terdapat minimal 3 bulan periode remisi diantaranya.[1]
Sedangkan kriteria cluster type headache dinilai kronis apabila nyeri berlangsung terus-menerus tanpa periode remisi, atau periode remisi kurang dari 3 bulan, dan sudah berlangsung selama 1 tahun.[1]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding cluster type headache adalah nyeri kepala lainnya yaitu migraine, neuralgia trigeminal, arteritis temporal, dan paroxysmal hemicrania.
Migraine
Migraine merupakan nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan 4-72 jam. Karakteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti dengan mual, fotofobia, atau fonofobia.
Migraine lebih sering dialami wanita, dengan onset dewasa muda. Pasien bisa merasa keluhan membaik dengan berbaring atau berada di tempat gelap.[7]
Neuralgia Trigeminal
Neuralgia trigeminal ditandai dengan nyeri paroksismal yang terasa seperti sengatan listrik bersifat unilateral, terutama pada daerah persarafan nervus trigeminal cabang kedua atau ketiga. Keluhan umumnya dirasakan beberapa detik. Keluhan awal biasanya diakibatkan oleh stimulasi pada area wajah tertentu seperti kulit atau mukosa mulut. Onset sering pada usia > 50 tahun.[7]
Arteritis Temporal
Nyeri arteritis temporal biasanya bersifat persisten, tetapi juga dapat bertambah atau berkurang, dan biasanya disertai gejala sistemik seperti demam, polimialgia, dan penurunan berat badan.[7]
Paroxysmal Hemicrania
Paroxysmal hemicrania sering ditandai dengan nyeri kepala unilateral yang berlangsung selama 2-30 menit. Keluhan ini sering muncul pada wanita, terutama usia 34-41 tahun. Keluhan akan hilang setelah tata laksana dengan indomethacin.[1,19]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan jika pasien tidak memiliki nyeri khas sesuai kriteria diagnosis pada saat pemeriksaan (atipikal), pasien sedang tidak mengalami nyeri akut tetapi diduga akibat etiologi lain, ataupun pasien dengan gejala sindrom Horner.[17]
CT-scan atau MRI kepala dengan kontras juga dapat dilakukan jika didapatkan defisit neurologi, keluhan tidak membaik setelah terapi 3 bulan, atau keluhan semakin memberat.[2,17]
Pemeriksaan laboratorium tidak memiliki banyak manfaat dalam diagnosis maupun tatalaksana.[4]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja