Epidemiologi Dementia
Epidemiologi dementia, baik secara global maupun Indonesia, semakin meningkat seiring pertambahan usia. Mayoritas dementia terjadi pada usia di atas 65 tahun. Di Indonesia sendiri, insidensi demensia diperkirakan terus meningkat dari tahun ke tahun. Mortalitas pada pada pasien dementia didapatkan lebih tinggi daripada pasien tanpa dementia.
Global
Pada tahun 2021, WHO memperkirakan dementia prevalensi dementia adalah 55 juta orang di seluruh dunia, dengan kasus baru sebanyak 10 juta per tahun. Sekitar 91% kasus terjadi pada usia di atas 65 tahun. Hanya 9% yang terjadi <65 tahun dan disebut sebagai dementia onset muda (young onset dementia).[1]
Hampir 60% penderita dementia berasal dari negara dengan pendapatan menengah ke bawah. WHO memprediksikan peningkatan jumlah penderita dementia menjadi 78 juta orang pada tahun 2030 dan 139 juta orang pada tahun 2050. Peningkatan yang pesat ini juga disebabkan oleh peningkatan populasi lansia di negara dengan pendapatan menengah ke bawah.[1]
Indonesia
Pada negara-negara dengan pendapatan menengah dan rendah, seperti Indonesia, dementia seringkali underdiagnosed. Sebuah penelitian tahun 2021 menyatakan bahwa prevalensi dementia di Indonesia mencapai 1,2 juta orang. Jumlah ini diperkirakan menjadi 1,9 juta pada tahun 2030, dan bertambah hingga 3,9 juta pada tahun 2050. Beberapa penelitian di Pulau Jawa mendapatkan prevalensi dementia berkisar antara 20–30%, dan meningkat seiring pertambahan usia.[8,9,22]
Mortalitas
Mortalitas pasien dengan dementia lebih tinggi dibandingkan dengan populasi normal. Suatu systematic review metaanalisis yang dipublikasi pada tahun 2021 menyatakan kelompok lansia dengan dementia memiliki mortalitas 5,9 kali lebih tinggi dibandingkan kelompok lansia yang tidak mengalami dementia.[10]
Tingkat mortalitas tertinggi didapatkan pada dementia badan Lewy. Dementia non Alzheimer memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi daripada dementia Alzheimer, yaitu sebanyak 1,33 kali.[10]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra