Pendahuluan Parkinsonisme
Parkinsonisme merupakan serangkaian gejala yang disebabkan oleh penurunan kerja dopamin pada jaras ekstrapiramidal. Penyebab tersering dari parkinsonisme adalah penyakit Parkinson, lalu diikuti dengan parkinsonisme akibat obat. Parkinsonisme dapat disebabkan oleh perubahan neurodegeneratif, parkinsonisme sekunder, dan kelainan genetik.[1,2]
Patofisiologi parkinsonisme melibatkan penghambatan dopamin jaras ekstrapiramidal, meskipun tidak semua hambatan pada dopamin menyebabkan terjadi parkinsonisme. Beberapa contoh parkinsonisme adalah penyakit Parkinson, parkinsonisme vaskular, dan parkinsonisme akibat obat-obatan tertentu.[1,2]
Gejala parkinsonisme adalah tremor saat istirahat, bradikinesia, rigiditas, dan gangguan postur tubuh. Parkinsonisme dapat menjadi bagian penyakit lain, sehingga klinisi perlu mencari tanda nonmotorik, seperti gangguan kognitif atau gejala neuropsikiatri. Sampai saat ini belum ada biomarker khas, sehingga diagnosis ditegakkan melalui kombinasi riwayat, pemeriksaan fisik, dan pencitraan.[3,4]
Penatalaksanaan parkinsonisme bertujuan untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Obat yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kadar dopamin di otak, sehingga kerja jaras ekstrapiramidal kembali normal. Pada penyebab sekunder, eliminasi dari faktor penyebab umumnya akan mengurangi gejala. Selain itu, modifikasi faktor risiko diperlukan untuk mencegah berulangnya parkinsonisme.[3,5]