Diagnosis Vertigo
Diagnosis penyebab dari vertigo ditegakkan dengan pendekatan diagnosis yang dimulai dari membedakan apakah vertigo yang dialami oleh pasien adalah vertigo perifer atau sentral.
Penting bagi dokter untuk benar-benar membedakan jenis vertigo berdasarkan etiologinya dan mengevaluasi tanda bahaya yang mungkin terjadi pada pasien dengan vertigo melalui anamnesis, pemeriksaan fisik maupun penunjang.
Anamnesis terutama harus ditanyakan mengenai waktu dan pemicu vertigo, riwayat komorbid, serta obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien.
Pemeriksaan fisik spesifik yang harus dilakukan adalah pemeriksaan gait pasien, tes Romberg, pemeriksaan head-impulse, nystagmus, test of skew (HINTS), serta manuver Dix-Hallpike. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan di antaranya adalah pemeriksaan audiometri dan pencitraan.
Anamnesis
Pada anamnesis, pasien vertigo umumnya mengeluhkan gejala pusing yang mana harus dibedakan apakah gejala tersebut benar vertigo atau pusing. Pusing atau dikenal sebagai dizziness merupakan gangguan persepsi orientasi tanpa disertai dengan ilusi pergerakan.
Sedangkan vertigo didefinisikan sebagai adanya ilusi dari pergerakan, baik sensasi badan pasien yang bergerak, yang disebut vertigo internal, maupun lingkungan sekitar yang bergerak yaitu vertigo eksternal.
Dalam praktik sehari-hari di Indonesia, banyak pasien yang mengatakan “sakit kepala” sebagai “pusing”. Sehingga, persepsi “pusing” antara pasien dan pemeriksa harus disamakan terlebih dahulu. Pada kasus vertigo, pasien juga dapat mengeluhkan “pusing berputar”, “pusing tujuh keliling”, atau “keliyengan”.
Pada vertigo, sensasi pergerakannya perlu digali lebih lanjut, antara lain sensasi berputar, sensasi melayang atau seperti diombang-ambing di kapal, atau linear (seperti jatuh).
Pertanyaan berikutnya adalah pertanyaan yang mengarah ke arah kapan dan bagaimana timbulnya gejala tersebut. Apakah gejala timbul mendadak atau perlahan, dalam waktu hitungan jam atau hari atau tahunan, dan apakah berubah dengan posisi tubuh atau tidak.[17]
Durasi serangan yang cepat yakni detik hingga hitungan jam mengarahkan ke vertigo penyebab di perifer, namun penyebab sentral seperti serangan transient ischemic attack (TIA) masih belum dapat disingkirkan.
Kejadian vertigo yang tiba-tiba umumnya disebabkan karena penyebab perifer, kecuali untuk serangan serebrovaskular sebagai penyebab vertigo sentral. Vertigo yang timbul berhari-hari umumnya disebabkan dari penyebab sentral.
Gejala penyerta yang perlu ditanyakan adalah ada tidaknya gangguan pendengaran seperti tinnitus dan penurunan pendengaran yang mengarah ke vertigo perifer. Gejala lain yang perlu ditanyakan adalah manifestasi dari defisit neurologis, khususnya bila mengarah ke vertigo sentral.[18]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik generalisata perlu dilakukan, khususnya untuk menemukan kemungkinan vertigo sentral. Pemeriksaan telinga dengan otoskop dan pendengaran juga perlu dilakukan untuk menemukan ada tidaknya gangguan pada telinga secara umum. Adanya vesikel di sekitar telinga dapat menjadi tanda dari sindrom Ramsay-Hunt yang juga dapat menyebabkan vertigo.
Pemeriksaan HINTS
Pemeriksaan HINTS merupakan metode untuk menentukan penyebab vertigo dengan melihat pergerakan mata pasien secara seksama. Langkah pemeriksaan dapat diringkas dalam mnemonik HINTS yaitu head impulse, nystagmus, test of skew, yang memberikan nilai informasi sebagai berikut:
Head impulse:
Head impulse adalah pemeriksaan dengan melakukan gerakan tiba-tiba dan menghentak posisi kepala. Pasien diposisikan duduk tegak, mata terfiksasi pada hidung pemeriksa, kemudian pemeriksa secara tiba-tiba menggeleng kepala pasien ke kanan, kemudian balik ke posisi asal, ke kiri dan kemudian balik ke posisi asal.
Hasil yang positif, dimana mata gagal terfiksasi pada pandangan lurus ke depan, memberikan hasil yang sugestif vertigo perifer. Sebaliknya, bila mata terfiksasi (refleks vestibulo-koklear) maka memberikan hasil yang sugestif vertigo sentral.
Nystagmus:
Tanpa menggerakkan kepala, pandangan pasien diminta untuk mengikuti jari pemeriksa untuk melihat ke arah kanan dan kiri. Nilai ada tidaknya nistagmus horizontal, vertikal, atau rotasional.
Pemeriksaan untuk menentukan nistagmus juga dapat dilakukan dengan manuver Dix Hallpike. Nistagmus horizontal dan rotasional yang diperberat dengan adanya faktor provokasi umumnya ditemukan pada vertigo perifer.
Sedangkan temuan nistagmus murni yaitu horizontal, vertikal atau rotasional, yang menetap umumnya menjadi petunjuk adanya vertigo sentral.
Test of skew:
Pada posisi duduk, mata kanan dan kiri pasien ditutup dan dibuka secara bergantian. Pada saat mata dibuka setelah ditutup, bila timbul deviasi vertikal, maka sugestif vertigo sentral.
Pemeriksaan Fisik untuk Gangguan Intrakranial
Defisit neurologis lain yang penting untuk diperiksa adalah pemeriksaan neurologis untuk fungsi batang otak dan serebelum, untuk melihat kemungkinan adanya gangguan intrakranial.
Contoh pemeriksaan ini adalah tes tunjuk-jari-ke-hidung, pemeriksaan disdiadokinesia dan Romberg bila memungkinkan.[3,17-20]
Alur Diagnosis
Alur diagnosis vertigo dimulai dengan menentukan apakah vertigo terjadi secara episodik atau terus-menerus.
Vertigo yang Terjadi secara Terus-Menerus
Pada vertigo yang terjadi secara terus-menerus, singkirkan terlebih dahulu etiologi barotrauma atau obat-obatan. Obat yang umumnya menyebabkan efek samping vertigo adalah antipsikotik dan obat psikoaktif.
Berikut adalah daftar obat yang dilaporkan memiliki efek samping vertigo:
- Antibiotik: cinoxacin, levofloxacin, ciprofloxacin, kanamycin, amikacin, tobramycin, gentamicin, erythromycin, azithromycin, clarithromycin, amfotericin B, flucytosine, itrakonazole, fluconazole, chloroquine
- Antihipertensi: enalapril, zofenopril, irbesartan, lacidipin, amlodipine, nikardipin
- Mukolitik: carbocysteine
- Antiinflamasi: ibuprofen, celecoxib, diklofenak, disketoprofen, ketorolac, naproxen, aspirin, paracetamol
- Psikoaktif: antidepresan (sertraline, amitriptyline, trazodon), antipsikotik (chlorpromazine, clozapine, thioridazine)
- Penurun kolesterol: simvastatin, atorvastatin
- Logam berat: arsenik, merkuri, cis-platinum
- Antiparkinson: bromokriptin, levodopa
- Anti-epileptik: lamotrigine, karbamazepin, oxcarbazepine[21,40]
Jika penyebab barotrauma atau medikasi disingkirkan, lakukan pemeriksaan HINTS untuk membedakan etiologi sentral atau perifer. Jika hasil HINTS positif, maka etiologi perifer berupa neuritis vestibular sedangkan jika hasil HINTS negatif maka etiologi sentral seperti stroke atau transient ischemic attack.[22]
Vertigo yang Terjadi secara Episodik
Pertama-tama, tentukan apakah vertigo terjadi secara spontan atau dipicu oleh perubahan posisi. Pada vertigo yang dipicu oleh perubahan posisi, lakukan manuver Dix-Hallpike untuk menentukan penyebab vertigo.
Hasil manuver Dix-Hallpike positif mengarahkan pada diagnosis benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) sedangkan pada hasil negatif, perlu dinilai kemungkinan adanya hipotensi ortostatik.
Pada vertigo yang terjadi secara spontan, lakukan audiometri untuk menilai adanya gangguan pendengaran, serta lakukan penilaian ada tidaknya gejala migraine atau gangguan psikiatri.
Vertigo dengan gangguan pendengaran mengarah kepada diagnosis penyakit Meniere. Pemeriksaan pencitraan juga perlu dilakukan untuk menilai ada tidaknya stroke atau transient ischemic attack.
Vertigo dengan migrain mengarah pada diagnosis migraine vestibular sedangkan gangguan psikiatri yang dapat menyebabkan vertigo di antaranya adalah gangguan ansietas dan gangguan somatoform.[22]
Baru-baru ini sebuah studi di Korea Selatan menemukan adanya subtipe vertigo baru yang disertai dengan adanya head-shaking nystagmus pada sekitar 10% pasien yang mengalami vertigo rekuren benigna. Subtipe ini disebut sebagai vertigo spontan rekuren dengan head-shaking nystagmus.[39]
Etiologi dari kondisi ini pada umumnya masih belum diketahui secara pasti namun diperkirakan memiliki keterkaitan genetik dengan penyakit Meniere dan atau migrain vestibularis. Pasien vertigo tipe ini mengalami gejala vertigo yang lebih berat dibandingkan dengan pasien vertigo spontan rekuren tanpa head-shaking nystagmus.
Gejala nistagmus pada kondisi ini memiliki intensitas lebih tinggi serta berdurasi 2-3 kali lebih lama dibandingkan nistagmus pada neuritis vestibularis, migrain vestibularis maupun penyakit Meniere.[40]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk vertigo adalah pemeriksaan audiometri dan pencitraan sistem saraf pusat berupa computerized tomography (CT) scan kepala atau magnetic resonance imaging (MRI) otak.
Audiometri dilakukan untuk menilai ada tidaknya gangguan pendengaran pada pasien. Pemeriksaan pencitraan hanya disarankan jika terdapat abnormalitas neurologis.
Untuk melihat adanya kecurigaan ke arah stroke, MRI lebih menjadi pilihan karena dapat memvisualisasi serebelum dengan lebih baik dibandingkan CT scan. Bone window CT Scan dapat membantu menegakkan diagnosis superior semicircular canal dehiscence syndrome.[9,27]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri