Prognosis Intra Uterine Fetal Death (IUFD)
Prognosis intrauterine fetal death (IUFD) tidak begitu baik dalam artian kejadian ini bisa meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan berikutnya. Ibu yang mengalami IUFD juga lebih berisiko mengalami depresi.[3,5,6]
Komplikasi
Ibu yang tetap mempertahankan janin yang IUFD selama lebih dari 3 minggu berisiko mengalami Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC) akibat terlalu banyak mengkonsumsi faktor pembekuan darah dan bisa berakhir dengan kematian maternal. Perdarahan postpartum juga bisa terjadi 2–3 minggu setelah kematian janin.
Selain itu, IUFD dapat juga dapat berdampak pada psikologis ibu ataupun pasangan akibat kehilangan janin yang dikandungnya. IUFD meningkatkan risiko mengalami depresi atau post-traumatic stress disorder (PTSD) [3,5,6]
Prognosis
Prognosis IUFD bergantung pada etiologi yang menyebabkan terjadinya kematian janin. Apabila penyebab terjadinya IUFD berasal dari faktor maternal, maka sebaiknya dilakukan konsultasi prenatal untuk mempersiapkan kehamilan selanjutnya.
Setelah mengalami IUFD, risiko terjadi kembali hampir dua kali lipat dibandingkan wanita yang tidak mengalami IUFD. Risiko ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk faktor maternal, usia kehamilan, dan penyebab IUFD. Pada wanita dengan IUFD idiopatik, risiko rekurensi telah dilaporkan mencapai 7,8 hingga 10,5 per 1000 total kelahiran.
Selain rekurensi, kehamilan berikutnya juga lebih berisiko mengalami berat badan lahir rendah, abrupsio plasenta, dan kelahiran prematur. Jika janin IUFD teridentifikasi memiliki cacat bawaan, maka kehamilan berikutnya berisiko memiliki cacat yang sama hingga 7,6 kali lipat.[12]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani