Penatalaksanaan Teratoma Ovarium
Penatalaksanaan teratoma ovarium secara definitif adalah dengan pembedahan. Saat ini, pendekatan laparoskopi dianggap sebagai baku emas penatalaksanaan, kecuali untuk kista yang sangat besar. Ooforektomi menjadi tindakan bedah pilihan pada wanita pascamenopause dan perimenopause dengan kista multipel di ovarium yang sama atau dengan teratoma besar di mana tidak ada banyak jaringan ovarium yang patut dipertahankan.[9]
Pembedahan
Laparoskopi adalah metode pilihan untuk penatalaksanaan teratoma ovarium karena memiliki risiko kehilangan darah intraoperatif yang lebih sedikit, nyeri pasca operasi yang lebih rendah, masa tinggal di rumah sakit yang lebih singkat, lebih sedikit adhesi pasca operasi, hasil kosmetik yang lebih baik, dan morbiditas yang lebih rendah.
Namun, laparoskopi sendiri memiliki waktu operasi yang lebih lama, risiko tumpahnya isi kista lebih besar, dan angka kekambuhan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan laparotomi. Pada massa yang lebih besar dengan komponen padat, seperti teratoma kistik matur, maka laparotomi lebih dipilih.
Ukuran kista maksimum sebagai batasan untuk memilih laparotomi masih kontroversial. Beberapa peneliti merekomendasikan laparotomi untuk teratoma kistik matur yang berdiameter >10 cm.
Royal College of Obstetricians and Gynaecologist merekomendasikan agar kemungkinan perlu dilakukan ooforektomi didiskusikan dengan pasien sebelum operasi. Pro dan kontra dari pengangkatan ovarium harus didiskusikan, dengan mempertimbangkan preferensi pasien dan skenario klinis spesifik.
Kistektomi ovarium mungkin merupakan teknik pilihan pada wanita yang lebih muda, kecuali pasien memilih ooforektomi. Ooforektomi harus menjadi operasi standar pada wanita pascamenopause dan perimenopause dengan banyak kista di ovarium yang sama atau dengan teratoma kistik matur besar.[8,9]
Medikamentosa
Tata laksana medikamentosa berupa kemoterapi adjuvan biasanya diberikan pada pasien dengan teratoma imatur. Jika tumor primer berada pada derajat 2-3 dan jika implantasi peritoneal atau rekurensi berada pada derajat 1-3, maka direkomendasikan kemoterapi menggunakan triple agent.
Beberapa pilihan kombinasi regimen kemoterapi adalah:
Vincristine, dactinomycin, siklofosfamid (VAC)
Vinblastine, bleomycin, cisplatin (VBP)
- Bleomycin, etoposide, cisplatin (BEP)[2]
Berobat Jalan
Tidak ada konsensus berbasis bukti mengenai ukuran teratoma ovarium yang menjadi indikasi operasi, namun beberapa studi menetapkan diameter teratoma 5‒6 cm sebagai batas maksimum dilakukannya manajemen ekspektatif dengan evaluasi menggunakan sonografi transvaginal (TVS).[9]
Direkomendasikan untuk melakukan TVS selama kecepatan pertumbuhan kista tidak melebihi 2 cm per tahun, morfologi massa menunjukkan penyakit jinak atau ada alasan kuat untuk menghindari intervensi bedah, misalnya risiko tinggi morbiditas dan mortalitas perioperatif.[9]
Pedoman American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyatakan bahwa massa adneksa yang didiagnosis selama kehamilan memiliki risiko yang sangat rendah untuk transformasi keganasan dan komplikasi, sehingga dapat dipertimbangkan untuk dilakukan manajemen ekspektatif. Intervensi bedah diindikasikan pada kehamilan hanya jika terjadi nyeri akut.[10]
Persiapan Rujukan
Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia, teratoma ovarium termasuk ke kompetensi nomor 2, yang berarti seorang dokter umum mampu membuat diagnosis dan menentukan rujukan yang paling tepat untuk pasien. Pada kasus ini, rujukan yang tepat adalah dokter spesialis obstetri dan ginekologi.[11]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini