Edukasi dan Promosi Kesehatan Torsio dan Ruptur Kista Ovarium
Edukasi dan promosi kesehatan mengenai torsio dan ruptur kista ovarium perlu meliputi informasi tentang risiko kehilangan fungsi ovarium pada kasus torsio dan komplikasi perdarahan pada kasus ruptur. Pasien dan keluarga diinformasikan tentang pentingnya tindakan detorsio yang dilakukan secara cepat pada kasus torsio untuk meningkatkan keselamatan ovarium.[2-4]
Edukasi Pasien
Pada kasus torsio kista ovarium, dokter perlu mengedukasi tentang peran detorsio yang dilakukan secara cepat pada pasien. Studi menunjukkan bahwa tingkat keselamatan ovarium meningkat bila durasi antara onset dan tindakan semakin singkat. Dokter juga perlu menjelaskan tentang kelebihan dan kekurangan detorsio yang dilakukan dengan atau tanpa kistektomi, sesuai kondisi dan usia masing-masing pasien.[2-4]
Edukasi juga pasien mengenai tanda dan gejala torsio. Tanda bahaya yang penting diketahui adalah nyeri perut yang mendadak setelah beraktivitas berat, yang disertai mual, muntah, lemas, dada berdebar, hingga pingsan. Hal ini dapat membantu pasien menjadi lebih waspada terhadap kondisinya dan tahu kapan harus mencari pertolongan medis.[2-4]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit torsio dan ruptur kista ovarium adalah upaya edukasi yang komprehensif kepada masyarakat tentang kista ovarium, karena kedua kondisi tersebut merupakan komplikasi dari kista ovarium.[2-4]
Masyarakat perlu diedukasi bahwa kista ovarium merupakan kondisi yang umum terjadi pada wanita di semua kalangan usia, yang umumnya bersifat jinak dan dapat hilang dengan sendirinya. Kewaspadaan mengenai gejala dan tanda bahaya dari torsio dan ruptur kista ovarium perlu diedukasikan karena kecepatan diagnosis dan penanganan merupakan kunci prognosis yang lebih baik.[2-4]
Pada wanita yang telah didiagnosis mengalami kista ovarium, edukasi untuk menjaga aktivitas fisik agar tidak terlalu berat, baik dari sisi intensitas maupun beban. Selain itu, pasien yang menjalani pengobatan antikoagulan perlu dipantau lebih ketat dan diberi edukasi tentang tanda bahaya perdarahan. Pasien dengan pengobatan antikoagulan juga perlu diminta untuk kontrol berkala.[2-4]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur