Patofisiologi Blefaritis
Patofisiologi blefaritis berkaitan dengan kolonisasi bakteri pada kelopak mata. Kolonisasi bakteri ini dapat menyebabkan invasi langsung bakteri ke jaringan, kerusakan yang dimediasi sistem imun, serta kerusakan akibat toksin ataupun enzim bakteri.[1,3]
Patofisiologi Blefaritis Anterior
Blefaritis anterior umumnya terkait dengan gangguan kelenjar meibom yang terletak di dekat bulu mata. Gangguan kelenjar meibom dapat menyebabkan penumpukan kotoran, sel kulit mati, dan bakteri di sekitar bulu mata. Sel-sel kulit mati dan sekresi minyak yang berlebihan dapat menyebabkan keratinisasi folikel rambut bulu mata, yang dapat mengakibatkan penyumbatan folikel dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri.
Bakteri seperti Staphylococcus aureus dapat berkembang biak di daerah yang terkena dan menyebabkan peradangan. Bakteri ini dapat menghasilkan enzim dan toksin yang menyebabkan iritasi dan peradangan pada tepi kelopak mata.[1,3]
Patofisiologi Blefaritis Posterior
Pada blefaritis posterior, kelenjar meibom mengalami pembengkakan dan disfungsi, menyebabkan penurunan kualitas sekresi minyak yang melapisi permukaan mata. Tersumbatnya kelenjar meibom oleh sekresi yang tebal dan terbentuknya kristal dapat menghambat keluarnya minyak. Hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan lapisan air mata dan meningkatkan risiko evaporasi air mata yang menyebabkan mata kering.
Infestasi oleh Demodex yang hidup di folikel bulu mata, juga dapat berperan dalam blefaritis posterior. Kutu ini dapat memicu peradangan dan menyebabkan disfungsi kelenjar meibom. Selain itu, hiperreaktivitas imun, misalnya akibat rosacea, dapat menyebabkan inflamasi pada kelopak mata.[1,3]
Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan