Penatalaksanaan Dakrioadenitis
Penatalaksanaan dakrioadenitis atau dacryoadenitis akut bersifat simtomatik seperti pemberian kompres dan obat antiinflamasi karena mayoritas kasus bersifat self-limiting. Antibiotik hanya diberikan apabila etiologi adalah infeksi bakteri. Pemberian antiviral belum jelas efektivitasnya meskipun pada kasus viral.[1,2,4]
Tata laksana dakrioadenitis yang gejalanya tidak membaik setelah 6 minggu (kronis) adalah pemberian kortikosteroid dan terapi sesuai penyakit penyebab dasarnya. Biopsi dilakukan bila benjolan kelenjar air mata menetap selama 3 bulan.[1,2,4]
Dakrioadenitis Akut
Pada umumnya, dakrioadenitis akut dapat sembuh spontan tanpa pengobatan dalam waktu 4–6 minggu. Namun, ada beberapa terapi untuk mengurangi keluhan. Pasien dapat melakukan kompres hangat untuk mengurangi bengkak pada kelopak mata. Terapi simtomatik untuk keluhan nyeri adalah obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen 400–800 mg tiap 6 jam sekali untuk orang dewasa.[1,4]
Antibiotik diberikan pada dakrioadenitis akibat infeksi bakteri, yang biasanya ditandai dengan adanya discharge purulen (dakrioadenitis supuratif). Antibiotik sistemik yang dipilih untuk terapi bakteri gram positif adalah amoxicillin (dosis dewasa 250–500 mg tiap 8 jam sekali) dan cephalexin atau cefadroxil (dosis dewasa 250–500 mg tiap 4 jam sekali). Antibiotik diberikan selama 5–7 hari. Pada kasus berat, antibiotik intravena mungkin diperlukan.[1,2,4]
Pemberian obat antiviral untuk dakrioadenitis akut yang disebabkan oleh virus belum jelas efektivitasnya. Umumnya, pemberian obat antiviral tidak diperlukan karena kondisi akut ini bersifat self-limiting.[2]
Dakrioadenitis Kronis
Pada dakrioadenitis kronis, pemberian kortikosteroid dibutuhkan karena sebagian besar kasus disebabkan oleh penyakit autoimun. Kortikosteroid dapat membantu menurunkan pembengkakan kelenjar lakrimal dan mempercepat penyembuhan dakrioadenitis.[1,8]
Kortikosteroid yang bisa diberikan adalah prednison dengan dosis dewasa 80–100 mg oral tiap hari selama 1–2 minggu. Setelah itu, lakukan tapering-off.[2]
Biopsi sebaiknya dipertimbangkan pada kasus dakrioadenitis kronis yang kelenjar air matanya tidak mengecil dalam waktu 3 bulan. Follow-up setelah penatalaksanaan dakrioadenitis kronis perlu dilakukan dengan memeriksakan pasien ke dokter spesialis mata dan dokter spesialis yang sesuai dengan penyakit penyebab dasarnya.[1,4]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur