Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Iritis general_alomedika 2022-10-10T10:26:53+07:00 2022-10-10T10:26:53+07:00
Iritis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Iritis

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Penatalaksanaan iritis bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri, menurunkan inflamasi, memperbaiki fungsi penglihatan, serta mencegah terjadinya komplikasi akibat kerusakan struktur mata. Terapi lini pertama meliputi pemberian kortikosteroid topikal dan siklopegik topikal. [4]

Rujukan

Pasien yang dari gejala klinis dicurigai sebagai iritis di fasilitas kesehatan primer, terutama bila ada riwayat trauma pada mata dan faktor risiko iritis lain yang sesuai, perlu mendapat rujukan ke dokter spesialis mata dalam waktu 24-48 jam. [4]

Medikamentosa

Medikamentosa yang diberikan sebagai terapi iritis adalah kortikosteroid topikal dan sikloplegik berupa antikolinergik topikal. Kortikosteroid oral diberikan pada kasus iritis bilateral atau iritis berat.

Kortikosteroid Topikal

Kortikosteroid topikal merupakan terapi lini pertama iritis. Pemberian kortikosteroid topikal bertujuan untuk mengurangi inflamasi yang terjadi. Kortikoteroid topikal dapat diberikan atas pertujuan dokter spesialis mata.

Jenis kortikosteroid topikal pilihan untuk kasus iritis adalah prednisolone 1% tetes mata. Prednisolone menurunkan inflamasi dengan menormalkan permeabilitas kapiler dan mengurangi migrasi leukosit polimorfonuklear. Jenis kortikosteroid topikal lain yang dapat digunakan adalah betamethasone 1%, dexamethasone 0,1%, fluorometolon 0,1%, prednisolone asetat 1%, dan prednisolone sodium phosphate 1%. Pada fase akut steroid topikal mungkin perlu diberikan 1-2 jam sekali selama minimal 1 minggu. [2,4,8,17]

Penggunaan kortikosteroid topikal perlu mendapat pengawasan klinis karena berisiko menimbulkan peningkatan tekanan intraokular, katarak, dan peningkatan risiko infeksi jamur. [8]

Sikloplegik Topikal

Obat golongan antikolinergik digunakan sebagai sikloplegik topikal yang bekerja menghambat impuls saraf ke otot siliar dan sphincter pupil sehingga mengurangi keluhan nyeri dan fotofobia. Sikloplegik topikal juga dapat mencegah terjadinya sinekia posterior dan membantu stabilisasi blood-aqueous barrier agar transudat yang keluar berkurang.

Sikloplegik topikal yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

  • Scopolamine 0,25% diberikan 2 kali sehari 1 tetes

  • Cyclopentolate 0,5-2% diberikan 3 kali sehari 1 tetes. [2,3,7]

Kortikosteroid Injeksi Periokular atau Oral

Kortikosteroid injeksi periokular atau kortikosteroid oral dibutuhkan untuk iritis berat misalnya disertai dengan hipopion atau sel dan flare tidak berkurang setelah pemberian kortikosteroid topikal. Kortikosteroid injeksi periokular yang digunakan adalah dexamethasone 2 mg. Kortikosteroid oral yang dapat diberikan adalah prednison dengan dosis 1 mg/kg/hari selama 7 hari. [2]

Terapi Lini Kedua

Terapi lini kedua diberikan pada pasien iritis kronis yang mengancam penglihatan atau untuk iritis dengan etiologi spondiloartropati HLA-B27. Terapi lini kedua meliputi penghambat TNF-α dan agen imunosupresan golongan antimetabolit (azatioprin, methotrexate), supresor sel T (siklosporin, takrolimus), dan sitotoksik (siklofosfamid). Agen imunosupresan dapat diberikan sebagai terapi lini pertama pada iritis akibat penyakit Behcet.

Jenis penghambat TNF-α yang digunakan misalnya infliximab atau adalimumab. Obat penghambat beta topikal seperti timolol maleate 0,5% perlu diberikan apabila timbul peningkatan tekanan intraokular sekunder akibat iritis. Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid oral juga diperkenankan untuk mengurangi keluhan nyeri mata. [4,7,8]

Terapi Sesuai Etiologi

Medikamentosa lain diperlukan sesuai dengan penyakit infeksi atau penyakit sistemik sebagai etiologi iritis. Contoh pada kasus iritis tuberkulosis pasien diberikan obat antituberkulosis dengan regimen sama dengan tuberkulosis paru. Iritis yang menyertai varicella zoster atau herpes zoster dapat diberikan terapi acyclovir.

Pada iritis jamur dapat diberikan tetes mata amfoterisin B 0,15%, natamycin 5%, atau fluconazole 0,3%. Begitu pula dengan penyakit-penyakit lainnya yang menimbulkan gejala iritis, diberikan medikamentosa sesuai dengan etiologi tersebut. [2,3,8]

Follow Up

Follow-up pasien iritis perlu dilakukan setelah 1 minggu terapi kortikosteroid. Follow-up pada kasus iritis traumatik dapat dilakukan 5-7 hari setelah kejadian trauma. Apabila gejala klinis dan jumlah sel pada KOA berkurang separuh dari pemeriksaan awal, medikamentosa dapat diturunkan dosisnya secara bertahap lalu kemudian dihentikan. Tapering-off kortikosteroid topikal dapat dilakukan dengan pemberian tetes mata setiap 2 jam selama 2 minggu, kemudian 4 kali sehari selama 2 minggu, 3 kali sehari selama 2 minggu, 2 kali sehari selama 2 minggu, 1 kali sehari selama 2 minggu, hingga kemudian dihentikan.

Pemeriksaan menggunakan slit-lamp perlu dilakukan secara berkala selama terapi dan pemeriksaan tekanan bola mata harus selalu dilakukan setiap kali kunjungan follow-up. Bila kondisi mata pasien stabil, jumlah sel derajat 0-0,5+, follow-up dapat dilakukan setiap 1-6 bulan. [2]

Pada kasus iritis traumatik, saat follow-up 1 bulan disarankan untuk dilakukan pemeriksaan gonioskopi untuk mengeksklusi resesi sudut bilik mata depan dan juga pemeriksaan oftalmoskopi indirek dengan indentasi sklera untuk mengeksklusi kemungkinan adanya break retina atau ablasio retina. [4,7]

Referensi

2. Harthan J, Opitz D, Fromestein S, Morettin C. Diagnosis and treatment of anterior uveitis: optometric management. Clinical Optometry. 2016;8:23-35. https://www.dovepress.com/diagnosis-and-treatment-of-anterior-uveitis-optometric-management-peer-reviewed-fulltext-article-OPTO
3. Muchatuta MN. Iritis and uveitis. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/798323-overview#a6]
4. Mahabadi N, Kim J, Edens MA. Iritis. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430909/
7. Grigorian AP, Palestine A, Patel AS, Murchison A, Wisner DM. Traumatic iritis. 2019. https://eyewiki.aao.org/Traumatic_iritis
8. Sitompul R. Diagnosis dan penatalaksanaan uveitis dalam upaya mencegah kebutaan. eJKI. 2016;4(1):60-70. journal.ui.ac.id › index.php › eJKI › article › download
17. American Academy of Ophthalmology. 2019-2020 Basic and clinicial science course: Uveitis and ocular inflammation. AAO;2019.

Diagnosis Iritis
Prognosis Iritis
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.