Pendahuluan Pterygium
Pterygium merupakan pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga atau menyerupai sayap. Pertumbuhan pterygium dimulai dari konjungtiva bulbar melewati limbus, dan dapat mencapai kornea, sehingga mengakibatkan gangguan visus. Lesi pterygium lebih sering terjadi pada limbus nasal, dibandingkan temporal.[1,2]
Pterygium diduga disebabkan oleh efek jangka panjang paparan sinar ultraviolet B (UVB), yang menyebabkan mutasi pada gen tumor suppressor p53. Faktor lingkungan, seperti mikrotrauma berulang akibat paparan debu, infeksi virus, seperti human papilloma virus (HPV), dan faktor herediter dilaporkan dapat meningkatkan risiko pterygium.[3,4]
Pterygium umumnya asimptomatik pada awal proses penyakit. Seiring pterygium bertumbuh, dapat ditemukan gejala mata kering, rasa terbakar, gatal, ataupun mata berair. Pada kondisi lebih berat, pterygium dapat menyebabkan gangguan secara kosmetik dan visus. Diagnosis pterygium dapat ditegakkan dengan menemukan lesi pterygium pada pemeriksaan fisik mata ataupun dengan slit lamp.[3,5]
Tata laksana pterygium pada tahap awal dapat dengan pemberian tetes mata lubrikan, seperti gliserin 1% atau sodium hyaluronate 1%. Jika pterygium mengganggu aksis visual, maka dapat dilakukan tindakan pembedahan. Baku emas teknik pembedahan untuk pterygium adalah dengan conjunctival autograph.[3,5]
Perlu diingat, ada risiko rekurensi pterygium setelah dilakukan pembedahan. Untuk mengurangi rekurensi, dapat diberikan terapi ajuvan, misalnya tetes mata cyclosporin, tetes mata mitomycin, atau dengan beta irradiation. Edukasi pasien pterygium ditekankan pada pencegahan paparan terhadap sinar UV, seperti dengan menggunakan kacamata anti UV dan topi bulat bertepi lebar.[1,2,5]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra