Epidemiologi Ewing Sarcoma
Data epidemiologi menunjukkan bahwa predileksi Ewing sarcoma adalah regio pelvis, pada ras Kaukasia usia muda. Ewing sarcoma terbanyak adalah keganasan pada tulang, di mana tulang primer kedua yang paling umum pada remaja dan dewasa muda dengan usia rata-rata 15 tahun, dan menyumbang kurang dari 5% dari semua sarkoma jaringan lunak.[1,2,6]
Global
Predileksi tersering Ewing sarcoma adalah pelvis (24,7%), femur (16,4%), bawah lutut (16,7%), costae (12,1%), dan humerus (12,1%). Pada kasus Ewing sarcoma tulang, tumor biasanya berkembang dari bagian diafisis. Ewing sarcoma jaringan lunak paling sering ditemukan pada dinding dada, otot paravertebra, ekstremitas, gluteus, dan rongga retroperitoneal.
Ewing sarcoma lebih sering ditemukan pada ras Kaukasia saat dekade kedua kehidupan. Insidensi Ewing sarcoma pada ras Kaukasia 9 kali lebih besar dibandingkan dengan ras Afrika-Amerika. Insidensi Ewing sarcoma juga lebih besar pada ras Kaukasia bila dibandingkan dengan populasi Asia dan Afrika.
Ewing sarcoma sedikit lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan.
Sebagian besar kasus Ewing sarcoma ditemukan pada usia 5–25 tahun, dengan insidensi tertingi pada usia 15 tahun. Ewing sarcoma jaringan lunak lebih banyak ditemukan pada usia 10–30 tahun dengan insidensi tertinggi pada usia 20 tahun.[1,2,6]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi mengenai Ewing sarcoma di Indonesia.
Mortalitas
Sebuah studi oleh Friedman et al meneliti morbiditas dan mortalitas 300 pasien Ewing sarcoma di sebuah pusat kanker di New York, Amerika Serikat. Studi ini menemukan bahwa angka kematian dalam 5 tahun akibat Ewing sarcoma adalah sebesar 32,6%, dengan sebagian besar kematian (90,1%) disebabkan oleh penyakit primer atau kekambuhan, dan sisanya disebabkan oleh efek samping terapi atau penyakit sekunder, seperti infeksi.
Angka mortalitas didapatkan lebih tinggi pada subjek yang didiagnosis pada usia lebih tua daripada subjek yang didiagnosis pada usia muda. Jika dibandingkan dengan pasien yang terdiagnosis Ewing sarcoma lokal, pasien dengan metastasis paru 3,2 kali lebih berisiko mengalami kematian, sedangkan pasien dengan metastasis ekstrapulmoner 5,2 kali lebih berisiko mengalami kematian.[7]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini