Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Glioblastoma annisa-meidina 2023-06-22T09:59:55+07:00 2023-06-22T09:59:55+07:00
Glioblastoma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Glioblastoma

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Patofisiologi glioblastoma diperkirakan berasal dari sel neural prekursor di zona subventrikular. Gejala klinis glioblastoma dapat terjadi baik akibat efek langsung berupa nekrosis, atau efek tidak langsung dari penekanan intrakranial.[2,3]

Lokasi Glioblastoma

Single-cell RNA sequencing menunjukkan bahwa glioblastoma terdiri dari campuran heterogen sel-sel neoplastik yang berdiferensiasi buruk dan dipengaruhi interaksi sel-sel imun.[2,3]

Glioblastoma umumnya berlokasi di white matter subkorteks dan grey matter bagian dalam hemisfer otak, dan dapat mengenai seluruh lobus otak. Lobus yang paling sering terkena adalah lobus temporal dan frontal.[2,3]

Meski jarang, jenis tumor otak ini juga dapat muncul di batang otak, serebelum, dan medula spinalis. Sebanyak 0,5–35% glioblastoma merupakan lesi multipel, di mana mekanisme timbulnya lesi multipel ini belum diketahui pasti. Namun, studi menunjukkan lesi multipel umumnya memiliki amplifikasi gen EGFR, TERT, dan mutasi PTEN.[2,3]

Area Hipoksia Akibat Glioblastoma

Glioblastoma memiliki banyak area hipoksia, yakni area yang kekurangan suplai oksigen. Hal tersebut disebabkan proliferasi sel dan neovaskularisasi yang sangat cepat sehingga mengakibatkan buruknya difusi oksigen. Hipoksia meningkatkan agresivitas tumor, mengakibatkan migrasi sel glioblastoma dan infiltrasi jaringan sehat di sekitarnya, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi kuratif.[2]

Proliferasi dan Metastasis

Proliferasi mikrovaskular terjadi melalui beberapa mekanisme, yakni proliferasi endotel yang diinduksi hipoksia, sekresi faktor angiogenik (seperti VEGF) oleh sel-sel tumor, dan masuknya sel-sel tumor ke endotel vaskular. Namun, terdapat hipotesis bahwa pembuluh darah yang terbentuk akibat proliferasi mikrovaskular memiliki permukaan lumen yang buruk dan mendorong thrombogenesis, sehingga jaringan sekitarnya mengalami nekrosis.[2,3]

Glioblastoma dapat bermetastasis melalui cairan serebrospinal dan muncul di permukaan ventrikel, tetapi jarang menginvasi duramater, sinus venosus, dan tulang. Metastasis ekstrakranial pun jarang terjadi, hanya ditemukan pada 0,4–0,5% kasus.[2]

Patofisiologi Gejala Klinis

Patofisiologi timbulnya gejala klinis pada pasien glioblastoma dapat disebabkan oleh salah satu atau lebih tiga mekanisme berikut:

  • Efek langsung: jaringan otak hancur akibat nekrosis, mengakibatkan defisit neurologis fokal dan gangguan kognitif
  • Efek sekunder: peningkatan tekanan intrakranial mengakibatkan nyeri kepala dengan progresivitas berat, papilledema, dan muntah proyektil
  • Tergantung lokasi tumor, 20–40% kasus dapat disertai kejang dengan onset fokal[2,3]

Referensi

2. Bruce JN. Glioblastoma. Medscape. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/283252-overview
3. Hanif F, Muzaffar K, et al. Glioblastoma Multiforme: A Review of its Epidemiology and Pathogenesis through Clinical Presentation and Treatment. Asian Pac J Cancer Prev. 2017;18(1):3-9. Published 2017 Jan 1. doi:10.22034/APJCP.2017.18.1.3

Pendahuluan Glioblastoma
Etiologi Glioblastoma

Artikel Terkait

  • Imunoterapi Kanker dengan Chimeric Antigen Receptor Sel T
    Imunoterapi Kanker dengan Chimeric Antigen Receptor Sel T
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.