Prognosis Glioblastoma
Prognosis glioblastoma umumnya buruk, di mana tumor otak ini mencakup 2,5% kematian akibat kanker. Tingkat kesintasan pasien glioblastoma secara umum mencapai 14–15 bulan pasca diagnosis.
Komplikasi
Komplikasi glioblastoma meliputi komplikasi akibat penyakit dan komplikasi akibat terapi. Komplikasi akibat kemoterapi yaitu mual-muntah dan depresi sumsum tulang, yang meningkatkan risiko infeksi oportunistik.
Komplikasi akibat penyakit sendiri meliputi rekurensi dan pseudoprogresivitas, yakni perburukan subakut pada MRI otak yang terjadi dalam 3 bulan pasca kemoradioterapi. Berbeda dengan progresivitas sungguhan, pseudoprogresivitas bersifat asimtomatik. Pseudoprogresivitas bukan merupakan alasan untuk menghentikan terapi, kecuali jika pasien mengalami perburukan gejala.[9,12]
Prognosis
Glioblastoma memiliki prognosis buruk. Faktor yang semakin memperburuk prognosis meliputi usia lanjut, poor performance status, dan reseksi inkomplit. Pada pasien lansia, rata-rata kesintasan dengan perawatan suportif hanya <4 bulan. Kemajuan terapi saat ini telah meningkatkan rata-rata kesintasan menjadi >15 bulan, pada pasien yang mendapatkan terapi.
Secara keseluruhan, di Amerika Serikat, tingkat kesintasan relatif 1 tahun adalah 34,4% bagi pasien yang terdiagnosis pada 2000–2004, dan 44,6% bagi pasien yang terdiagnosis pada 2005-2014. Meskipun terjadi peningkatan kesintasan jangka pendek, kesintasan 5 tahun tetap sama, yakni 5,8%.[2,9]