Etiologi Teratoma Testis
Etiologi teratoma testis belum diketahui secara pasti tetapi diduga berkaitan dengan predisposisi genetik dan faktor risiko seperti kriptorkidisme, hipospadia, dan radiasi pelvis. Berbagai kelainan kromosom juga telah ditemukan berhubungan dengan terjadinya teratoma testis.[1,5,6]
Teratoma testis prepubertal dikaitkan dengan diploid, sedangkan teratoma testis postpubertal umumnya dikaitkan dengan hipotriploid. Perubahan genetik lain yang ditemukan pada sebagian besar tumor adalah hilangnya sebagian kromosom 13 (q31) dan bertambahnya kromosom 7 (q11) dan kromosom 8.[1,5,6]
Faktor Risiko
Orang yang pernah mengalami teratoma pada testis kontralateral berisiko lebih tinggi untuk mengalami teratoma testis. Selain itu, orang dengan riwayat anggota keluarga yang pernah mengalami kanker testis juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami teratoma testis.[1,3]
Terdapat juga beberapa kondisi perinatal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya teratoma testis, yaitu intrauterine growth retardation (IUGR), berat badan lahir rendah, ibu perokok saat hamil, hipospadia, dan kriptorkidisme. Kriptorkidisme adalah faktor risiko yang sangat kuat, yang meningkatkan risiko hingga 3–5 kali lipat atau lebih.[1,3]
Selain itu, ada beberapa faktor risiko lain untuk terjadinya kanker testis, yaitu:
- Usia pria 20–35 tahun
- Usia yang lebih muda saat pubertas (pubertas lebih awal)
- Riwayat radiasi pelvis
- Paparan berkepanjangan dengan zat kimia tertentu misalnya pestisida
- Subfertilitas atau infertilitas pada pria
- Kebiasaan merokok
- Infeksi tertentu misalnya HPV (human papillomavirus) dan HIV (human immunodeficiency virus) serta virus Epstein-Barr[1,3]
Penulisan pertama oleh: dr. Jessica Elizabeth