Prognosis Teratoma Testis
Prognosis teratoma testis tergantung pada tipe histologi tumor dan stage ketika tumor didiagnosis dan diberikan terapi. Teratoma testis postpubertal yang berasal dari germ cell memiliki prognosis cenderung lebih buruk daripada teratoma testis prepubertal yang bukan berasal dari germ cell, karena adanya risiko metastasis. Terapi yang terlambat ketika sudah metastasis juga menyebabkan prognosis yang lebih buruk.[1,4,6,10]
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat teratoma testis adalah metastasis ke paru-paru dan organ lainnya, yang dapat berujung pada kematian. Terapi untuk teratoma testis sendiri, misalnya orchiectomy dan kemoterapi, juga dapat menimbulkan komplikasi terkait bedah dan kemoterapi seperti pada umumnya. Orchiectomy yang disertai diseksi nodus limfa juga berisiko menyebabkan ejakulasi retrograde.[1,4,6,10]
Teratoma juga dapat mengalami transformasi menjadi tumor somatik seperti sarcoma (terutama rhabdomyosarcoma), yang dapat memperburuk prognosis.[1]
Prognosis
Prognosis dipengaruhi oleh tipe histologi kanker dan stage ketika diterapi. Teratoma postpubertal dari germ cell umumnya bersifat lebih agresif dan berisiko metastasis sehingga cenderung berprognosis lebih buruk. Namun, dengan terapi yang adekuat sejak stage awal, angka survival dalam 5 tahun berkisar antara 90% hingga hampir 100%. Angka survival 5 tahun ini diperkirakan menurun menjadi sekitar 73.4% jika sudah terjadi metastasis.[1,4,6,10]
Faktor prediktor prognosis yang buruk mencakup tumor primer mediastinal, atau ada metastasis viseral non-pulmonal, atau alpha fetoprotein (AFP) >10000 ng/L, atau human chorionic gonadotropin (hCG) >50000 iu/L, atau lactate dehydrogenase (LDH) >10 kali nilai normal. Sementara itu, faktor prognosis baik adalah tumor primer testikular atau retroperitoneal dan tidak ada metastasis viseral non-pulmonal, dan AFP <1000 ng/L, dan hCG <5000 iu/L, dan LDH <1.5 kali nilai normal.[1,4,6,10]
Penulisan pertama oleh: dr. Jessica Elizabeth