Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Tumor Pituitari general_alomedika 2023-05-23T09:49:37+07:00 2023-05-23T09:49:37+07:00
Tumor Pituitari
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Tumor Pituitari

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Menurut data epidemiologi, tumor pituitari menyumbang 10–15% dari seluruh kejadian tumor intrakranial. Tumor pituitari cukup umum ditemukan secara tidak sengaja pada autopsi dan pemeriksaan penunjang seperti MRI otak. Di Indonesia, studi mengestimasi ada 1–2 kasus tumor tumor hipofisis fungsional per 100.000 penduduk.[1,4,8]

Global

Tumor pituitari menyumbang 10–15% dari seluruh kejadian tumor intrakranial. Tumor pituitari ditemukan secara tidak sengaja pada sekitar 10% autopsi. Prolaktinoma dan Cushing disease lebih sering ditemukan pada wanita. Mayoritas kasus tumor pituitari ditemukan pada usia dewasa muda. Di Eropa, adenoma pituitari fungsional ditemukan pada <1 individu per 2.000 orang.[1,4]

Adenoma pituitari nonfungsional memiliki prevalensi 7–41,3 kasus per 1 juta orang dan insiden tahunannya adalah 0,65–2,34 kasus per 1 juta orang. Insiden adenoma pituitari nonfungsional meningkat dengan adanya adenoma yang ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan radiologi.[5,6]

Suatu meta analisis dari 32 autopsi serial menemukan frekuensi adenoma pituitari sebesar 10,5%. Pemeriksaan radiologi, salah satunya MRI otak, menemukan adenoma secara tidak sengaja pada 10–38% pemeriksaan. Beberapa studi populasi melaporkan prevalensi adenoma pituitari sebesar 1 per 865 orang hingga 1 per 2.688 orang.[5,7]

Indonesia

Menurut perkiraan Komite Penanggulangan Kanker Nasional, insiden tahunan untuk tumor hipofisis fungsional adalah 1–2 kasus per 100.000 orang. Angka ini kemungkinan lebih rendah daripada jumlah kasus sebenarnya karena ada kecenderungan tumor ini tidak terdiagnosis.[8]

Mortalitas

Meskipun ada komplikasi berupa metastasis dan apopleksi pituitari yang dapat bersifat fatal, tumor pituitari umumnya tidak menyebabkan kematian. Terapi medikamentosa, penggantian hormon, dan pembedahan berkontribusi pada penurunan kematian.[1]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Kattah JC. Pituitary Tumors. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1157189-overview
4. Brue T, Castinetti F. The risks of overlooking the diagnosis of secreting pituitary adenomas. Orphanet J Rare Dis. 2016;11(135). https://doi.org/10.1186/s13023-016-0516-x
5. Russ S, Shafiq I. Pituitary Adenoma. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554451/
6. Esposito D, Olsson DS, Ragnarsson O, et al. Non-functioning pituitary adenomas: indications for pituitary surgery and post-surgical management. Pituitary. 2019 Aug;22(4):422-434. doi: 10.1007/s11102-019-00960-0
7. Molitch ME. Diagnosis and Treatment of Pituitary Adenomas: A Review. JAMA. 2017 Feb 7;317(5):516-524. doi: 10.1001/jama.2016.19699
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Penatalaksanaan Tumor Otak. 2020. http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKOtak.pdf

Etiologi Tumor Pituitari
Diagnosis Tumor Pituitari

Artikel Terkait

  • Menangani Prolaktinoma Saat Kehamilan
    Menangani Prolaktinoma Saat Kehamilan
  • Luaran Prolaktinoma Setelah Kehamilan dan Laktasi
    Luaran Prolaktinoma Setelah Kehamilan dan Laktasi
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.