Epidemiologi Bunion
Epidemiologi bunion atau yang dikenal dengan hallux valgus secara global memiliki angka prevalensi 2-4 %. Di Amerika Serikat, penderitanya mencapai 64 juta orang, sementara itu di Indonesia belum ada data populasi penderita bunion secara menyeluruh.
Global
Secara global, bunion terjadi pada 2–4% populasi dunia. Angka insidensinya meningkat hingga 33% pada populasi yang rutin memakai sepatu.[7]
Epidemiologi bunion di Amerika Serikat merupakan penyebab nyeri pada kaki yang umum terjadi, penyakit ini diderita sekitar 64 juta orang di Amerika Serikat, dan sekitar 35 % perempuan berusia lebih dari 65 tahun di Amerika Serikat menderita bunion. Di dunia, prevalensi penderita bunion pada perempuan jauh lebih tinggi dari laki-laki, studi menunjukkan bahwa rasio perbandingan kejadian bunion pada perempuan dibanding laki-laki adalah 8-9 : 1. Selain itu insidensi bunion juga meningkat seiring peningkatan usia.[6,9,10]
Berdasarkan studi di Inggris, prevalensi bunion bervariasi berdasarkan kelompok usia, dengan jumlah penderita bunion tertinggi adalah pada usia dewasa. Pada anak usia 9 hingga 10 tahun, persentase penderita bunion adalah 2.5%, sedangkan pada pasien dewasa, persentase penderita bunion meningkat hingga 48%.[11]
Indonesia
Prevalensi bunion di Indonesia saat ini belum diketahui secara pasti, namun telah dilakukan studi pada kelompok populasi tertentu,diantaranya studi yang dilakukan oleh Asih et al pada guru dan pegawai di Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata Dalung di Badung. Pada studi tersebut didapatkan hasil berupa prevalensi kejadian bunion adalah 40%.[12]
Sementara itu, studi yang dilakukan oleh Soemarko et al dengan populasi perempuan yang bekerja di swalayan sebagai karyawati memberikan gambaran insidensi hallux valgus hingga 25.25% pada populasi pengguna sepatu hak tinggi dibanding pengguna sepatu datar yang hanya 10.87%.[7]