Diagnosis Subluksasi Kaput Radius
Diagnosis subluksasi kaput radius (nursemaid's elbow atau pulled elbow) dapat ditegakkan secara klinis. Temuan khas pada kasus ini adalah nyeri pada siku yang membuat anak menolak menggerakkan lengan dan memegang lengan tersebut dalam posisi pronasi dan ekstensi parsial. Kasus biasanya tidak diawali trauma dan pengasuh umumnya melaporkan riwayat tarikan pada tangan anak.
Pemeriksaan penunjang pada umumnya tidak diperlukan. Namun, rontgen polos sendi siku dapat dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding fraktur jika anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak jelas mengarah kepada subluksasi kaput radius.[9,10]
Anamnesis
Hal yang penting ditanyakan saat anamnesis adalah mekanisme cedera. Orang tua atau pengasuh anak sering menyampaikan kejadian seperti penarikan tangan anak saat anak hendak lari, penarikan tangan anak saat hendak terjatuh, pengayunan tangan anak, atau pengangkatan anak melalui satu tangan. Pada anak yang telah mampu berkomunikasi, mereka akan mengeluhkan nyeri bila lengan digerakkan. Subluksasi kaput radius umumnya tidak disertai trauma, tetapi kadang dapat disebabkan oleh trauma, misalnya terjatuh dan bertumpu pada siku.[1,8,11]
Pemeriksaan Fisik
Temuan pemeriksaan fisik dapat berupa nyeri tekan, terutama pada siku tepat di atas kaput radialis. Terkadang menentukan lokasi nyeri tekanan dapat menjadi tantangan pada anak yang mengalami ketakutan. Palpasi harus dilakukan pada seluruh lengan, bahu, dan klavikula untuk menyingkirkan diagnosis banding cedera serius lainnya.
Anak umumnya tidak ingin menggerakkan lengan yang sakit dan lengan tersebut umumnya berada dalam posisi ekstensi dan pronasi parsial. Eritema, edema, memar, rabaan hangat, dan tanda trauma umumnya tidak ditemukan. Pembengkakan, memar, atau deformitas dapat menjadi tanda kasus yang lebih serius seperti fraktur suprakondilar. Sirkulasi, fungsi sensorik, dan fungsi motorik di bagian distal umumnya normal.[1-3]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding untuk subluksasi kaput radius antara lain berupa fraktur humerus (misalnya fraktur suprakondilar), fraktur caput radius, dan fraktur Monteggia. Pada kasus fraktur, anamnesis biasanya menunjukkan riwayat trauma dan pemeriksaan fisik biasanya menunjukkan deformitas, pembengkakan, dan nyeri berat. Pemeriksaan penunjang seperti rontgen sendi siku dapat menyingkirkan diagnosis banding.[1-3]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang umumnya tidak diperlukan untuk menegakkan diagnosis pulled elbow karena kondisi ini dapat didiagnosis secara klinis. Namun, pemeriksaan rontgen atau ultrasonografi mungkin diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis yang kurang jelas atau menyingkirkan diagnosis banding.[2,3,12]
Rontgen Sendi Siku
Rontgen sendi siku dapat dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding fraktur pada pasien dengan temuan anamnesis dan pemeriksaan fisik atipikal. Beberapa indikasi rontgen siku pada kasus subluksasi kaput radius adalah pembengkakan, nyeri yang signifikan, deformitas, dan riwayat trauma.
Pada kasus yang secara klinis dicurigai sebagai subluksasi kaput radius tetapi gagal direduksi dengan teknik hiperpronasi atau supinasi-fleksi, reduksi dapat diulangi lagi dengan teknik yang sama. Bila masih gagal, reduksi diulangi dengan teknik berbeda. Jika masih tidak berhasil, perlu dilakukan rontgen siku.[2,3]
Temuan radiologis pulled elbow dapat tampak tidak khas, tetapi dapat menunjukkan displacement radiocapitellar line >3 mm tanpa displacement artikulasi radiocapitellar. Pada kasus ini, tidak terdapat tanda fraktur seperti fat pad sign posterior.[5,7]
Ultrasonografi
Pemeriksaan USG dapat dipertimbangkan untuk menilai cedera ligamentum annularis. Hasil yang tampak dapat berupa peningkatan jarak radiocapitellar, otot supinator yang hipoekoik dan berbentuk seperti huruf “J”, atau tanda seperti kait (hook) di atas kaput radius. Selain itu, USG juga dapat digunakan untuk menilai fraktur yang ditandai dengan pembesaran fat pad posterior.[2,12]