Penatalaksanaan Ankilostomiasis
Penatalaksanaan ankilostomiasis atau infeksi cacing Ancylostoma sp adalah dengan pemberian obat antelmintik, tata laksana kondisi penyerta, dan pengendalian faktor risiko.
Tata Laksana Non Farmakologis
Tata laksana non-farmakologis pada ankilostomiasis merupakan pengendalian faktor risiko dan transmisi. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah :
- Selalu menggunakan alas kaki atau sarung tangan saat kontak dengan tanah
- Menjaga higienitas dan sanitas air
- Tidak menggunakan satu sumber air sebagai mandi-cuci-kakus (MCK)
Tata Laksana Farmakologis
Tata laksana dilakukan dengan pemberian obat antelmintik dan tata laksana simtomatik. Bila didapatkan gejala paru, seperti mengi dan inflamasi, tata laksana dengan inhalasi agonis beta dapat diberikan. Gejala gastrointestinal, termasuk enteritis eosinofilik, umumnya membaik seiring pemberian obat antelmintik.
Obat Antelmintik
Antelmintik yang dapat diberikan pada penyakit ankilostomiasis adalah albendazole, mebendazole, pyrantel pamoate, dan levamisol; dosis anjuran dapat dilihat pada Tabel 1.[2]
Tabel 1. Dosis Anjuran Antelmintik untuk Ankilostomiasis[5,9,13]
Antelmintik | Anak | Dewasa |
Albendazole | 400 mg dosis tunggal atau selama 3 hari | |
Mebendazole | 2x100 mg selama 2 hari | 500 mg dosis tunggal atau 2x100 mg selama 3 hari |
Pirantel pamoat | 10 mg/kgBB/hari, maks 1 gr selama 3 hari | |
Levamisol | 2,5 mg/kgBB dosis tunggal |
Albendazole dosis tunggal dan mebendazole selama 3 hari merupakan pilihan utama untuk ankilostomiasis. Albendazole dan mebendazole memiliki efektifitas tinggi untuk seluruh fase hidup cacing tambang, memiliki angka kesembuhan tinggi, dan mengurangi jumlah telur cacing secara signifikan.[5,9,31]
Albendazole umumnya lebih baik bila dibandingkan dengan mebendazole dalam mengurangi telur Ancylostoma dan rerata kesembuhan. Meskipun demikian resistensi terhadap albendazole dan mebendazole mulai meningkat dan obat antelmintik yang lebih baru belum didapatkan.[9,13,31]
Pemberian mebendazole selama 3 hari menunjukkan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan dosis tunggal, khususnya pada daerah prevalensi tinggi STH. Pemberian pirantel pamoat lebih baik bila dibandingkan dengan mebendazole dosis tunggal dan sama efektif dengan mebendazole selama 3 hari. Sedangkan, levamisole kurang efektif untuk cacing tambang.[5,9,31,32]
Pemberian obat antelmintik perlu diperhatikan, khususnya pada pasien dengan gangguan hepar dan penyakit refluks gastro-eosfageal. Efek samping gastrointestinal juga sering kali terjadi, khususnya pada pemberian pirantel pamoat.[5,9,31]
Bila terdapat cutaneous larva migrans (CLM), dapat diberikan tiabendazole 10% atau 15% secara topikal dan antibiotik topikal bila terdapat tanda-tanda infeksi sekunder.[2,5,13]
Tata Laksana Kondisi Penyerta
Dua kondisi penyerta utama yang paling sering terjadi pada ankilostomiasis adalah anemia dan malnutrisi protein. Anemia umumnya dapat ditangani dengan pemberian suplementasi besi ataupun transfusi darah sesuai indikasi penatalaksanaan anemia defisiensi besi. Pemberian suplementasi harus diberikan sebagai adjuvan terapi antelmintik, perlu diingat bahwa dengan terapi antelmintik yang adekuat kadar hemoglobin juga dapat meningkat.[6,8]
Malnutrisi protein dapat terjadi, khususnya pada anak-anak. Malnutrisi protein dapat berdampak pada tumbuh kembang dan fungsi kognitif. Suplementasi protein, asam folat, dan vitamin dapat diberikan sebagai adjuvan terapi antelmintik.[5,6,13,26]
Rujukan ke Spesialis
Rujukan ke dokter spesialis umumnya diperlukan apabila:
- Membutuhkan endoskopi
- Terdapat gejala fulminan: perdarahan gastrointestinal berat, perdarahan per rektal, distensi abdomen, anemia berat, hipotensi, melena pada bayi[8,13]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja