Etiologi Artritis Septik
Etiologi artritis septik atau septic arthritis adalah invasi mikroba ke ruang sendi. Bakteri merupakan penyebab tersering artritis septik, tetapi kondisi ini juga bisa disebabkan oleh virus dan jamur.[1-3]
Bakteri Merupakan Etiologi Tersering
Secara umum, mayoritas kasus artritis septik disebabkan oleh bakteri Gram positif, hanya 15% kasus disebabkan oleh bakteri Gram negatif. Selain bakteri, juga dapat ditemukan virus atau jamur, namun jarang. Secara garis besar, prevalensi patogen kausal artritis septik adalah sebagai berikut:
Staphylococcus (56%): methicillin-sensitive Staphylococcus aureus (42%), methicillin-resistant Staphylococcus aureus(10–50%), coagulase-negative Staphylococci (3%)
Streptococcus (16%): Streptococcus viridans(1%), Streptococcus pneumoniae (1%), Streptococcus lainnya (14%)
- Basilus Gram negatif (15%): Pseudomonas aeruginosa(6%), Escherichia coli (3%), Proteus sp. (1%), Klebsiella sp. (1%), basilus Gram negatif lainnya (4%)
- Lainnya: Polymicrobial (5%), bakteri anaerob (0,6%), Mycobacterium tuberculosis(1,8%), Neisseria gonorrhoeae (1,2%), Brucella (1–11%)[2,3]
Etiologi Menurut Kelompok Usia
S. aureus adalah patogen kausal artritis septik yang paling sering ditemukan pada semua kelompok usia, terutama pada kasus infeksi sendi prostetik, penyalahgunaan obat intravena, dan penggunaan agen imunosupresan.
Pada neonatus, Streptococcus grup B, S. aureus, N. gonorrhoeae , dan basilus Gram negatif dapat ditemukan sebagai patogen kausal. Kingella kingae sering ditemukan pada pasien anak usia kurang dari 2-3 tahun. K. kingae menginfeksi sendi melalui penyebaran infeksi secara hematogen dari infeksi saluran pernapasan atas atau stomatitis. Patogen kausal yang banyak ditemukan pada anak usia >2 tahun yaitu S. aureus, Streptococcus, H. influenzae, dan N. gonorrhoea.[1,2]
Pada pasien dewasa, Streptococcus adalah patogen kausal tersering kedua setelah S. aureus. Streptococcus grup B, G, C, dan F dapat ditemukan, terutama pada pasien immunocompromised, diabetes mellitus, keganasan, dan infeksi gastrointestinal atau genitourinari berat. Streptococcus pyogenes sering berkaitan dengan penyakit autoimun, infeksi kulit kronik, dan trauma.[1,2]
Etiologi pada Populasi Khusus
Sebanyak 10% pasien dengan artritis septik non-gonokokus mengalami infeksi polimikroba. Infeksi polimikroba biasanya terjadi akibat material asing organik, infeksi abdomen, atau trauma penetrasi seperti luka gigitan atau garukan dan goresan kuku hewan maupun manusia. Luka terbuka pada kulit dan membran mukosa dapat menjadi pintu masuk bakteri Gram positif, sedangkan infeksi bakteri Gram negatif umumnya terjadi pada pengguna narkoba suntik, infeksi gastrointestinal, atau perlukaan mukosa traktus urinarius.[1,3]
Bakteri Gram negatif banyak ditemukan pada pasien pengguna narkoba suntik, usia sangat muda atau sangat tua, dan kondisi immunocompromised. Pada pasien usia lanjut, bakteri Gram negatif (terutama E. coli) ditemukan pada 23-30% kasus. Brucella sering ditemukan pada pasien yang tinggal di daerah di mana ternak tidak divaksinasi. P. aeruginosa dapat ditemukan pada infeksi sendi akibat luka tusuk atau penggunaan jarum suntik pada penyalahgunaan obat.
Infeksi sendi kartilago (sternoklavikular, sakroiliaka, simfisis pubis) sering terjadi pada pengguna narkoba suntik dan seringkali melibatkan Serratia dan Pseudomonas. N. gonorrhoeae sering ditemukan pada monoartritis akut non-traumatik pada kelompok usia 15-50 yang aktif secara seksual. Patogen penyakit Lyme, Borrelia burgdorferi, juga dapat menyebabkan artritis septik.[1,2,5]
Meski jarang, bakteri anaerob dapat ditemukan sebagai patogen kausal artritis septik pada pasien dengan diabetes dan pasien dengan sendi prostetik. Penyebab mikobakterial juga jarang ditemukan dan seringkali sulit didiagnosis.[1,3]
Faktor Risiko
Faktor risiko artritis septik pada anak-anak antara lain usia neonatus, adanya hemofilia dengan hemartrosis, kondisi immunocompromised, dan pasien yang menjalani kemoterapi.
Faktor risiko artritis septik pada dewasa antara lain:
- Penyebaran dari infeksi setempat: infeksi kulit, laserasi kulit
- Inokulasi langsung: injeksi intraartikular, sendi prostetik (dalam 2 tahun), Riwayat operasi sendi dalam waktu dekat
- Penyebaran hematogen: diabetes mellitus, infeksi HIV, konsumsi imunosupresan, pengguna narkoba suntik, osteoarthritis, penggunaan sendi prostetik (dalam 2 tahun), rheumatoid arthritis, dan aktif secara seksual
- Lainnya: usia >80 tahun, merokok[1,2]