Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Common Cold general_alomedika 2023-03-10T14:59:25+07:00 2023-03-10T14:59:25+07:00
Common Cold
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Patofisiologi Common Cold

Oleh :
dr.tyagita khrisna ayuningtias
Share To Social Media:

Patofisiologi common cold atau selesma berawal dari infeksi virus pada saluran pernapasan atas, termasuk cavum nasi, tenggorokan, sinus maupun faring yang kemudian memicu reaksi inflamasi pada dinding mukosa. Berbeda dengan bakteri, virus memiliki kemampuan untuk menghindar dari sistem imun oleh eskalator mukosiliar dan mekanisme nonimunologis dari tubuh inangnya.[2,5]

Di luar negeri, 80% infeksi saluran pernapasan atas pada musim gugur disebabkan oleh rhinovirus. Virus ini memiliki beberapa metode penularan dan dapat menginfeksi populasi dalam jumlah besar pada waktu tertentu. Penularan yang paling sering terjadi adalah melalui kontak langsung dengan individu yang rentan atau melalui partikel aerosol.

Virus kemudian melakukan inokulasi ke hidung atau mata. Tempat inokulasi utama untuk rhinovirus adalah mukosa hidung, tetapi terkadang dapat melibatkan konjungtiva.[2,6]

Rhinovirus menempel pada epitel pernapasan dan menyebar secara lokal melalui reseptornya. Infeksi hanya melibatkan sebagian kecil epitel. Gejala berkembang 1–2 hari setelah infeksi dan memuncak 2–4 hari setelah inokulasi. Namun, pada beberapa kasus, gejala dapat muncul 2 jam setelah inokulasi dan gejala primer muncul 8–16 jam kemudian.[6.7]

Respons peradangan lokal menyebabkan munculnya gejala rinorea, kongesti nasal, bersin, dan iritasi tenggorokan. Sel yang terinfeksi akan melepaskan interleukin (IL)–8 yang merupakan kemoatraktan poten untuk leukosit polimorfonuklear (PMN).

Banyaknya IL–8 yang disekresikan berhubungan dengan tingkat keparahan gejala common cold. Mediator inflamasi, seperti kinin dan prostaglandin, dapat menyebabkan vasodilatasi, peningkatan permeabilitas vaskular, dan sekresi kelenjar eksokrin. Pada keadaan ini juga terjadi stimulasi saraf parasimpatis lokal yang menimbulkan gejala rinorea.[6,7]

Antibodi spesifik ditemukan pada hari ke–7 hingga ke–21 pada 80% pasien common cold. Antibodi ini akan bertahan selama bertahun–tahun dan memberikan kekebalan yang tahan lama, walaupun pemulihan penyakit lebih berkaitan dengan imunitas yang dimediasi sel. Perlindungan pada infeksi berulang juga melibatkan antibodi imunoglobulin A (IgA), serum imunoglobulin G (IgG), dan imunoglobulin M (IgM).[6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

2. Wat D. The common cold: a review of the literature. Eur J Intern Med. 2004;15(2):79-88. doi:10.1016/j.ejim.2004.01.006
5. Ronald B Turner. Epidemiology, Pathogenesis, and Treatment of the Common Cold. 1997(78);531-540. doi.org/10.1016/S1081-1206(10)63213-9 → InformedHealth.org. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG); 2020-. Common colds: Overview. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279543/
6. Joseph Adrian LB. Rhinovirus (RV) Infection (Common Cold). 2019;1-6. Published 2019 Jul 30. https://emedicine.medscape.com/article/227820-overview
7. Pappas DE. The Common Cold. Principles and Practice of Pediatric Infectious Diseases. 2018;199-202.e1. doi:10.1016/B978-0-323-40181-4.00026-8

Pendahuluan Common Cold
Etiologi Common Cold

Artikel Terkait

  • Peran Suplementasi Vitamin C Dosis Tinggi dalam Pencegahan dan Penanganan ISPA
    Peran Suplementasi Vitamin C Dosis Tinggi dalam Pencegahan dan Penanganan ISPA
  • Terapi Uap Tidak Bermanfaat sebagai Penanganan Common Cold
    Terapi Uap Tidak Bermanfaat sebagai Penanganan Common Cold
  • Preparat Echinacea Sebagai Immunomodulator Dalam Penatalaksanaan Common Cold
    Preparat Echinacea Sebagai Immunomodulator Dalam Penatalaksanaan Common Cold
  • Efektivitas Kombinasi Dekongestan-Antihistamin-Analgesik untuk Common Cold
    Efektivitas Kombinasi Dekongestan-Antihistamin-Analgesik untuk Common Cold
  • Pentingnya Terapi Dini Common Cold dengan Obat Kumur Antiseptik Povidone Iodine
    Pentingnya Terapi Dini Common Cold dengan Obat Kumur Antiseptik Povidone Iodine

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 17 April 2025, 21:54
Peran Povidone Iodine Sebagai Terapi Dini Common Cold di Tengah Cuaca Pancaroba - Artikel Alomedika
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
2 Balasan
ALO Dokter!Memasuki masa pancaroba, fluktuasi suhu dan kelembapan udara menjadi faktor pemicu meningkatnya kasus common cold. Kondisi ini menciptakan...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 20 Februari 2025, 07:40
Terapi Dini Common Cold dengan Obat Kumur Antiseptik - Artikel Alomedika
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
2 Balasan
ALO Dokter!Di musim hujan seperti saat ini, kasus common cold meningkat akibat tingginya kelembapan yang mendukung pertumbuhan virus dan bakteri. Salah satu...
dr. Yustina W
Dibalas 13 Agustus 2023, 20:21
Rekomendasi obat untuk common cold pada bayi usia di bawah 6 bulan
Oleh: dr. Yustina W
2 Balasan
Izin bertanya dok, pasien bayi dibawah 6bulan ada rekomendasi obat untuk commom cold tidak ya dok? terimakasih.

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.