Edukasi dan Promosi Kesehatan Infeksi CMV
Edukasi dan promosi terkait infeksi CMV atau cytomegalovirus saat ini masih rendah pada masyarakat, sehingga angka kejadiannya masih tinggi. Pola hidup yang bersih dan sehat merupakan upaya untuk mencegah penularan infeksi CMV. Selain itu, deteksi dini infeksi CMV pada wanita hamil dan neonatus diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Edukasi Pasien
Edukasi mengenai infeksi CMV perlu diberikan kepada seluruh ibu hamil dan tenaga kesehatan agar skrining infeksi CMV dapat dilakukan pada masa kehamilan dan juga pada neonatus. Pemeriksaan serologi terhadap cytomegalovirus, seperti IgG CMV, IgM CMV, dan tes aviditas IgG perlu dilakukan pada wanita hamil yang memiliki gejala menyerupai influenza (khususnya demam, lemas, dan nyeri kepala) yang tidak berkaitan dengan infeksi spesifik lainnya.
Pemeriksaan serologi juga perlu dilakukan jika pemeriksaan USG menemukan gambaran sugestif infeksi CMV pada janin. Apabila infeksi maternal CMV sudah ditegakkan, maka pasien sudah harus diedukasi mengenai risiko transmisi intrauterine yang mencapai 30‒40% dan risiko sekuele pada bayi sebesar 20‒25% apabila janin terinfeksi.
Skrining infeksi CMV perlu dilakukan pada seluruh neonatus. Apabila bayi dicurigai terinfeksi CMV, sebaiknya lakukan pemeriksaan lengkap neurologis, pemeriksaan auditorik dan pemeriksaan optik secara menyeluruh.
Pemberian hyperimmunoglobulin (HIG) CMV sebaiknya tidak perlu dirutinkan pada ibu hamil yang mengidap infeksi CMV primer. Pemberian terapi antivirus pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya infeksi CMV kongenital tidak direkomendasikan.[1,7]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Infeksi CMV dapat dicegah melalui edukasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Hingga saat ini, edukasi terhadap infeksi CMV sendiri masih sangat rendah, sehingga kasus infeksi CMV masih sering didapatkan akibat ketidaktahuan masyarakat mengenai cara penularan dan cara pencegahan dari infeksi CMV tersebut.[4]
Pencegahan melalui modifikasi perilaku yang dapat dilakukan adalah menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Pola hidup bersih dapat dilakukan dengan rajin mencuci tangan, hindari mencium anak-anak baik daerah wajah ataupun mulut, hindari penggunaan alat makan bersamaan ataupun alat mandi.[20]
Pemberian hiperimunoglobulin sempat dikatakan dapat menjadi usaha pencegahan dari infeksi CMV, namun saat ini hal tersebut diteliti tidak lagi memberikan manfaat terhadap infeksi CMV. Pemberian vaksin untuk CMV hingga saat ini belum ditemukan.[20]
Upaya pencegahan infeksi CMV pada pasien HIV/AIDS adalah dengan mempertahankan CD4 >100 sel/mm3. Upaya pencegahan dengan terapi profilaksis menggunakan antiviral seperti gansiklovir saat ini sudah tidak dilakukan, dikarenakan biaya yang dikeluarkan lebih besar dibanding manfaat yang ada.[16]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini