Edukasi dan Promosi Kesehatan Rubella
Edukasi dan promosi kesehatan rubella yang terpenting adalah mengenai pentingnya vaksinasi. Mengingat rubella belum memiliki tata laksana kuratif, langkah pencegahan dengan vaksinasi menjadi vital dalam menurunkan morbiditas penyakit.[1,2]
Edukasi Pasien
Pada pasien yang mengalami rubella, sampaikan mengenai perlunya tindakan isolasi selama 7 hari setelah pasien mengalami ruam untuk mencegah penularan infeksi. Pasien juga perlu ditanyakan mengenai kontak terhadap wanita hamil agar tindakan pencegahan wabah dapat dilakukan segera tanpa perlu ditunda atau menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk konfirmasi diagnosis.
Individu yang rentan terhadap infeksi rubella dan tidak memiliki catatan yang lengkap terkait kekebalan terhadap rubella sebaiknya disarankan untuk vaksinasi. Individu yang tidak memiliki catatan tentang kekebalan terhadap rubella yang dikecualikan dari vaksinasi rubella atas berbagai alasan medis, keagamaan, dan alasan lainnya perlu disarankan untuk menghindari kunjungan ke daerah yang terkena dampak wabah rubella sampai 23 hari setelah onset ruam pada kasus rubella terakhir yang diidentifikasi.[13]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Imunisasi masih merupakan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit rubella yang efektif.[14-16]
Vaksin Rubella
Vaksin rubella hidup yang dilemahkan dan mendapat izin edar serta digunakan di banyak negara mengandung isolat virus RA27/3. Virus RA27/3 diisolasi dari fetus yang terinfeksi rubella pada tahun 1965 yang kemudian dibiakkan ke dalam sel WI-38 dan diinkubasi pada suhu 37°C. Dosis vaksin RA27/3 yang diberikan minimal 1000 plaque-forming unit (PFU) secara subkutan untuk dapat mempertahankan imunogenisitas. Uniknya, pemberian secara intranasal juga diketahui berpotensi memicu respons imun dengan kualitas sebaik pemberian subkutan walaupun dosis pemberian yang disarankan lebih tinggi, yakni 10.000 PFU.[14,15]
Di banyak negara, termasuk Indonesia, vaksin rubella diberikan dalam bentuk vaksin triplet yang juga mengandung vaksin campak dan vaksin gondongan (measles-mumps-rubella/MMR). Ada pula vaksin kombinasi campak dan rubella saja (measles-rubella/MR).[14,16]
Rekomendasi Pemberian Vaksin Rubella:
Di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan vaksin campak-rubella (MR) diberikan pada usia 9 bulan. Bila sampai umur 12 bulan anak belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan MMR.[16]
Pada dewasa, vaksinasi rubella diberikan sebanyak 0,5 mL secara intramuskular atau subkutan sebanyak 2 dosis. Jarak antara dosis pertama dan kedua yang dianjurkan adalah minimal 1 bulan. Pada wanita usia produktif, kehamilan harus ditunda setidaknya hingga 28 hari setelah vaksinasi.[17]
Penulisan pertama oleh: dr. Sunita