Etiologi Gangguan Keinginan dan Gairah Seksual
Etiologi gangguan keinginan dan gairah seksual (sexual drive disorder) diperkirakan bersifat multifaktorial, yang mencakup faktor biologis, psikologis, relasi, dan sosiokultural. Demikian pula dengan faktor risiko yang bersifat multifaktorial juga, yang bisa mencakup berbagai kondisi medis dan paparan obat.[5,7,8]
Etiologi
Konsumsi obat-obatan yang bisa menurunkan kadar dopamine otak, augmentasi serotonin melalui reseptor 5HT2A, atau peningkatan aktivitas opioid pada reseptor μ dapat menghambat gairah seksual.[1]
Etiologi lain yang mungkin menjadi penyebab gangguan ini adalah perubahan hormonal, peristiwa hidup yang tidak menyenangkan, disfungsi psikososial, depresi, paparan obat-obatan, masalah medis dan ginekologis, serta gangguan produksi androgen.[6]
Faktor Risiko
Obat-obatan yang bisa mempengaruhi gairah dan keinginan seksual diantaranya adalah obat-obat antidepresan, antipsikotik, antihipertensi, dan obat antiparkinson. Faktor risiko gangguan ini mencakup faktor:
- Temperamental: pemikiran dan perilaku negatif mengenai aktivitas seksual dan riwayat gangguan mental sebelumnya
- Lingkungan: masalah dalam hubungan interpersonal, fungsi pasangan seksualnya, dan riwayat perkembangan masa kecil yang berupa gangguan hubungan dengan caregiver atau stressor masa kanak-kanak
- Genetik dan fisiologis: beberapa kondisi medis, seperti diabetes mellitus, disfungsi tiroid (hipertiroid atau hipotiroid) bisa menimbulkan gangguan gairah seksual[7-9]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini