Etiologi Abses Paru
Etiologi abses paru dapat dibedakan menjadi etiologi primer dan sekunder. Abses paru primer disebabkan oleh aspirasi sekret orofaringeal, pneumonia nekrotikans, ataupun imunodefisiensi. Sementara itu, abses paru sekunder dapat disebabkan oleh obstruksi bronkial, penyakit paru lain, penyebaran patogen secara hematogenik, atau penyebaran patogen secara langsung dari infeksi di lokasi lain.[2]
Aspirasi sekret orofaringeal dapat berasal dari infeksi dental, sinusitis, gangguan kesadaran, atau gastroesophageal reflux disease (GERD). Penyebaran hematogenik dapat terjadi pada pasien dengan sepsis abdominal, endokarditis infektif, dan septik thromboembolisme. Penyakit paru yang bisa menyebabkan abses adalah bronkiektasis, kistik fibrosis, obstruksi bronkial, malformasi kongenital, dan fistula bronkoesofageal.[2]
Abses paru dapat mengandung hanya satu bakteri maupun beberapa bakteri sekaligus (polimikrobial). Studi terdahulu menyebutkan bahwa secara mikrobiologi, kebanyakan abses paru (90%) disebabkan oleh bakteri anaerob.[6,8]
Abses paru yang disebabkan oleh bakteri anaerob biasanya bersifat polimikrobial. Bakteri anaerob yang sering dilaporkan adalah Peptostreptococcus sp., Prevotella melaninogenica, Veillonella sp., dan Fusobacterium nucleatum.[6,8]
Namun, beberapa studi terkini yang mengevaluasi patogen penyebab abses paru juga melaporkan temuan bakteri aerob pada kebanyakan kasus. Studi Mohapatra, et al. melaporkan bahwa Klebsiella pneumoniae ditemukan pada 50% hasil kultur pasien abses paru, diikuti dengan E. Coli (26,08%) dan Streptococcus pneumoniae (4,35%).[9]
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko abses paru adalah:
- Populasi lansia
- Komorbiditas: infeksi periodontal, kejang, sepsis, intellectual disability, GERD, dan diabetes mellitus
- Penyalahgunaan zat terlarang atau alkoholisme
- Pasien yang mengalami penurunan kesadaran atau memerlukan rawatan intensif (pengguna ventilasi mekanik)
- Pasien dalam terapi obat sitostatik atau imunosupresan[2]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur