Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Emboli Paru general_alomedika 2024-06-06T09:46:43+07:00 2024-06-06T09:46:43+07:00
Emboli Paru
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Emboli Paru

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Penatalaksanaan emboli paru tergantung pada stabilitas hemodinamik pasien, dengan pilihan terapi mulai dari antikoagulan oral dan parenteral hingga embolektomi invasif.

Pada kasus derajat rendah, terapi dapat dilakukan dalam pengaturan rawat jalan menggunakan low-molecular-weight heparin dan warfarin atau direct-acting oral anticoagulants (DOAC). Pasien dengan kondisi lebih berat akan memerlukan rawat inap dan diberikan agen parenteral, seperti low-molecular-weight heparin dan unfractionated heparin. Pasien dengan hemodinamik tidak stabil dan risiko perdarahan rendah dapat memperoleh manfaat dari terapi trombolitik.[3,5,12,15]

Terapi Suportif

Penanganan awal pada emboli paru akut adalah stabilisasi hemodinamik.[1-3]

Oksigen Supplemental

Oksigen supplemental diberikan pada pasien dengan saturasi oksigen <90%. Pada pasien tidak stabil, ventilasi mekanik dapat diberikan dengan catatan harus memikirkan efek hemodinamik yang diakibatkan ventilasi mekanik.[1-3]

Resusitasi Cairan

Resusitasi cairan dapat diberikan pada pasien emboli paru dengan hemodinamik tidak stabil. Akan tetapi, resusitasi volume agresif dapat menyebabkan distensi ventrikel kanan berlebihan yang menyebabkan interdependensi ventrikular berat yang menyebabkan menurunnya cardiac output. Oleh karena itu, resusitasi cairan hanya diberikan pada pasien dengan deplesi volume intravaskular.[1-3]

Alat Bantu Kardiopulmoner Mekanik

Alat seperti extracorporeal membrane oxygenation (ECMO) dapat digunakan pada pasien emboli paru dengan hemodinamik tidak stabil.[1-3]

Terapi Antikoagulan

Antikoagulan merupakan terapi utama dari pasien emboli paru dengan hemodinamik stabil. Antikoagulan yang dapat diberikan adalah low-molecular-weight heparin (LMWH) atau fondaparinux atau unfractionated heparin (UFH).

Pemberian LMWH lebih direkomendasikan dibandingkan UFH dan fondaparinux dikarenakan rendahnya risiko perdarahan dan heparin-induced thrombocytopenia (HIT) pada pasien. Akan tetapi, pada pasien obesitas berat dan gangguan ginjal, pemberian UFH lebih disarankan.[1-3]

Tabel 1. Dosis LMWH Dan Fondaparinux Pada Pengobatan Emboli Paru

  Dosis Interval
Enoxaparin 1,0 mg/kg Setiap 12 jam
1,5 mg/kg Sehari sekali
Tinzaparin 175 U/kg Sekali sehari
Dalteparin 100 IU/kg Setiap 12 jam
200 IU/kg Sehari sekali
Nadroparin 86 IU/kg Setiap 12 jam
171 IU/kg Sehari sekali
Fondaparinux 5 mg (berat badan<50 kg)
7,5 mg (berat badan 50 – 100 kg)
10 mg (berat badan > 100 kg)

Sumber: dr. Audric Albertus, Alomedika, 2023.[3]

Pasien Hemodinamik Stabil

Pada pasien dengan hemodinamik stabil dan kecurigaan tinggi, antikoagulan diberikan tanpa menunggu pemeriksaan diagnostik. Pada pasien dengan kecurigaan rendah, apabila pemeriksaan diagnostik dapat dilakukan kurang dari 24 jam, maka antikoagulan dapat diberikan sambil menunggu diagnosis definitif.

Pada pasien dengan kecurigaan sedang, apabila pemeriksaan diagnostik dapat dilakukan dalam kurun waktu kurang dari 4 jam, maka pemberian antikoagulan dapat menunggu sampai dilakukan pemeriksaan diagnostik. Di sisi lain, pada pasien yang kontraindikasi mendapat antikoagulan, maka pemasangan inferior vena cava (IVC) filter dapat dilakukan.[1-3]

Pasien Hemodinamik Tidak Stabil

Pada pasien hemodinamik tidak stabil dengan kecurigaan tinggi, dapat dilakukan CTPA emergency, pemindaian perfusi portabel, atau ekokardiografi transtorasik bedside. Reperfusi primer, umumnya trombolisis, merupakan terapi utama pada pasien emboli paru akut dengan hemodinamik tidak stabil.

Pada pasien dengan kontraindikasi trombolisis, maka dapat dilakukan tindakan bedah embolektomi pulmoner surgikal atau terapi kateter perkutan direk. Setelah terapi reperfusi, maka terapi dapat diubah ke terapi antikoagulan oral.[1-3]

Trombolisis

Pada pasien dengan syok dan hemodinamik tidak stabil disarankan untuk dilakukan trombolisis sistemik. Terapi trombolisis lebih cepat dalam mengembalikan perfusi dibandingkan antikoagulan. Efikasi trombolisis ditemukan lebih baik pada emboli paru dengan durasi di bawah 48 jam, namun terapi ini juga dapat diberikan pada pasien dengan onset 6–14 hari.

Menurut American College of Chest Physician (ACCP), trombolisis sistemik diindikasikan pada pasien dengan tekanan sistolik < 90 mmHg. Panduan The American Heart Association (AHA) juga merekomendasikan pemberian trombolisis pada pasien bardikardia < 40 kali/menit.

Dosis trombolisis, yakni streptokinase, urokinase, dan alteplase, berdasarkan panduan ESC dapat dilihat pada Tabel 2. Efek samping trombolisis dapat berupa perdarahan hebat, termasuk perdarahan intrakranial. Oleh karena itu, pemantauan yang ketat saat pemberian terapi sangat diperlukan.[1-3]

Tabel 2. Regimen Trombolitik Pada Emboli Paru

Streptokinase 250.000 IU dosis loading selama 30 menit diikuti dengan 100.000 IU/jam selama 12 – 24 jam
Regimen percepatan: 1,5 juta IU selama 2 jam
Urokinase 4400 IU/kg dosis loading selama 10 menit diikuti dengan 4400 IU/kg per jam selama 12 – 24 jam
Regimen percepatan: 3 juta IU selama 2 jam
Alteplase 100 mg selama 2 jam; atau
0,6 mg/kg selama 15 menit (dosis maksimum 50 mg)

Sumber: dr. Audric Albertus, Alomedika, 2023.[3]

Intervensi Medis

Tindakan intervensional umumnya dilakukan apabila pasien emboli paru memiliki kontraindikasi terapi antikoagulan atau trombolisis. Embolektomi dan filter vena cava merupakan tindakan alternatif yang dapat dilakukan pada pasien emboli paru.[1,3,5,11]

Terapi Kateter Direk

Terapi kateter direk merupakan tindakan memasukkan kateter sampai arteri pulmoner, yang kemudian dilanjutkan dengan trombolisis dengan bantuan ultrasound, embolektomi suction, embolektomi rotasional, atau aspirasi thrombus. Akan terapi, tindakan ini memiliki risiko menyebabkan terjadinya perforasi arteri pulmoner atau tamponade kardiak.[1-3]

Embolektomi

Tindakan embolektomi direkomendasikan pada pasien emboli paru hemodinamik tidak stabil yang kontraindikasi menjalani trombolisis atau yang gagal terapi trombolitik sistemik. Tindakan ini bersifat invasif dan memiliki tingkat mortalitas mencapai 27%. Akan tetapi, pada pasien yang berhasil dilakukan tindakan, tingkat kelangsungan hidup dilaporkan cukup tinggi (84%). [1-3]

Filter Vena cava

Terapi ini bertujuan untuk menghentikan jalannya emboli dan mencegah masuknya emboli ke sirkulasi pulmoner. Filter ini diindikasikan pada tromboemboli vena yang memiliki kontraindikasi absolut antikoagulan, dan pasien dengan tromboemboli vena rekuren walaupun sudah diberikan terapi antikoagulan.[1-3]

Referensi

1. Duffett L, Castellucci LA, Forgie MA. Pulmonary embolism: Update on management and controversies. The BMJ. 2020;370. doi:10.1136/bmj.m2177
2. Vyas V, Goyal A. Acute Pulmonary Embolism. Statpearls, 2023.
3. Konstantinides S V., Meyer G, Bueno H, et al. 2019 ESC Guidelines for the diagnosis and management of acute pulmonary embolism developed in collaboration with the European respiratory society (ERS). Eur Heart J. 2020;41(4):543-603. doi:10.1093/eurheartj/ehz405
5. Ouelette DR. Pulmonary Embolism. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/300901-overview
11. Leidi A, Bex S, Righini M, Berner A, Grosgurin O, Marti C. Risk Stratification in Patients with Acute Pulmonary Embolism: Current Evidence and Perspectives. J Clin Med. 2022 Apr 30;11(9):2533. doi: 10.3390/jcm11092533. PMID: 35566658; PMCID: PMC9104204.
12. Wilbur J. Shian B. Deep Venous Thrombosis and Pulmonary Embolism: Current Therapy. Am Fam Physician. 2017;95(5):295-302
15. Erythropoulou-Kaltsidou A, Alkagiet S, Tziomalos K. New guidelines for the diagnosis and management of pulmonary embolism: Key changes. World J Cardiol. 2020;12(5):161-166. doi:10.4330/wjc.v12.i5.161

Diagnosis Emboli Paru
Prognosis Emboli Paru

Artikel Terkait

  • Efektivitas D-Dimer untuk Mengeksklusi Venous Thromboembolism (VTE)
    Efektivitas D-Dimer untuk Mengeksklusi Venous Thromboembolism (VTE)
  • Profilaksis Emboli Paru pada Pasien COVID-19
    Profilaksis Emboli Paru pada Pasien COVID-19
  • Penggunaan Sistem Skoring pada Emboli Paru
    Penggunaan Sistem Skoring pada Emboli Paru
  • Analisis Guideline Emboli Paru dari European Society of Cardiology 2019
    Analisis Guideline Emboli Paru dari European Society of Cardiology 2019
  • Risiko Tromboemboli Vena setelah Serangan Gout – Telaah Jurnal Alomedika
    Risiko Tromboemboli Vena setelah Serangan Gout – Telaah Jurnal Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 7 jam yang lalu
Obat batuk sesak untuk Ibu hamil
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter.Obat batuk sesak untuk Ibu hamil yang aman apa y?Apakah GG dan salbutamol aman untuk ibu hamil?
dr.Rahayu Mentari
Dibalas 21 jam yang lalu
Benjolan di pusat tanggal, bagaimana tatalaksananya?
Oleh: dr.Rahayu Mentari
2 Balasan
Alo Dokter, Ank usia 16 bulan.. benjolan d pusat terjadi setelah 2 bulan tali pusar tanggal.. tdk demam, dan tidak berbau.. mohon diskusi nya dok, tuk...
dr.Arini Gita Puspa
Dibalas 2 jam yang lalu
Webinar tahun 2025
Oleh: dr.Arini Gita Puspa
4 Balasan
ALO dokter, izin berdiskusi, apakah ada yang tahu kenapa webinar di tahun 2025 ini SKP tidak langsung terhitung di satu sehat, termasuk webinar dari...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.